Dari Bandung Menginspirasi Dunia

RIDWAN Kamil lahir pada 4 Oktober 1971 di Bandung dari pasangan Dr Atje Misbach SH (alm) dan Dra Tjutju Sukaesih. Ayahnya adalah doktor Fakultas Hukum Unpad, sementara ibunya dosen farmasi Unisba dan staff ahli LPPOM MUI Jabar.

Ridwan Kamil asli orang Sunda. Darah Sunda itu berasal dari kedua orangtuanya. Ayahnya asli Subang dan ibu dari Tasikmalaya dan kedua kakeknya yang berasal dari Situ Bagendit Garut.

Sejak kecil Ridwan Kamil hidup dengan sederhana. Sarapan dengan menu telor dadar yang dibagi rata dengan empat saudaranya. Naik angkot dari Dago ke SD Banjarsari di Jalan Merdeka.

Hidup sederhana layaknya masyarakat lain.

Ridwan kamil diasuh dengan nasehat untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak. Moral dan etika juga menjadi nilai utama yang diajarkan ayahnya yang merupakan keturunan kiai Mu­hyidin yang dikenal Mama Pagelaran pendiri tiga pesan­tren di Sumedang dan Subang serta Pamannya KH Atang Abdul Quddus (alm), Imam Masjid Agung Subang serta ketua MUI Kabupaten Subang.

Ridwan Kamil sendiri pernah nyantri di pesantren pagela­ran III yang dipimpin oleh pamannya KH Oom Abdul Qoyyum (alm).

Membina Keluarga Bahagia

Ridwan Kamil beserta istri, Atalia Praratya, ditemani dua buah hatinya Laetetia dan Emmiril, tinggal di sebuah rumah yang unik hasil ran­cangannya sendiri. Ventilasi rumah ini terbuat dari tiga puluh ribu botol. Ridwan Ka­mil ingin membuktikan bahwa sampah bisa disulap men­jadi indah. Rumah tersebut berada di Cigadung tidak jauh dari rumah ibunya, sengaja demikian agar Ridwan Kamil bisa tetap berbakti pada ibu­nya sampai akhir hayat.

Meski kesibukannya sangat ketat, Ridwan kamil tak pernah kekurangan waktu untuk kelu­arga. Istrinya selalu men­dampingi saat susah maupun senang, memberikan nasihat dan semangat. Bagi Ridwan Kamil, kebahagiaan hidup bermula dari kebahagiaan di rumah.

Mencari Ilmu hingga Ame­rika

Sebagai pituin Bandung Rid­wan Kamil menempuh pendi­dikan dasar hingga kuliah di kota Bandung. Pendidikan Ridwan Kamill dimulai dengan belajar membaca, berhitung, dan bermain di TK Aisyiah Jalan Dago Barat Bandung. Kemudian selama 6 tahun Rid­wan Kamil sekolah di SD Banjar­sari III Jalan Merdeka Bandung. Pada masa-masa ini tak jarang Ridwan Kamil berjalan kaki dari Dago Timur ke jalan Mer­deka. Sejuk dan asrinya jalan Haji Juanda saat itu membuat jarak Dago Timur-Merdeka serasa dekat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan