Cetak Biru untuk Garut Selatan

BANDUNG – Laju pertumbuhan pembangunan di Garut Selatan menjadi perhatian khusus Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Sebagai calon pejabat publik, pria yang lekat dengan iket Sunda makutawangsa itu mengaku sudah memiliki cetak biru.

Menurut Dedi, Garut Selatan termasuk ke dalam cetak biru pembangunannya di kawasan pesisir selatan Jawa Barat. Dia menegaskan, pantai bernuansa eksotis itu merupakan potensi besar untuk menggenjot pembangunan.

“Potensi di Garut Selatan itu kan punya potensi besar. Ini Pantai Santolo, ada Cilauteureun, itu pantai terindah yang pernah saya lihat di Jawa Barat. Untuk memaksimalkan ini, perlu penataan,” kata Dedi.

Dia memaparkan konsep penataan tersebut saat memenuhi undangan halal bil halal warga Desa Pamalayan. Tepatnya, di Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Minggu (17/6/2018) sore.

Secara teknis, mantan Bupati Purwakarta tersebut mengatakan daerah pesisir Garut Selatan harus memiliki karakter. Hal ini dalam rangka membentuk brand daerah agar mudah dikenal dan dikunjungi wisatawan.

“Arsitekturnya harus punya ciri khas. Inilah alasan mengapa selama ini saya terus bicara kebudayaan. Di dalamnya ada arsitektur Jawa Barat. Jadi, bukan ngambil budaya orang lain. Kita bisa kok membentuk brand sendiri,” jelasnya.

Arsitektur khas tersebut menurut dia, harus diterapkan pada bangunan penting di Garut Selatan. Selain itu, rumah penduduk, rumah makan dan penginapan harus mengaplikasikan arsitektur tersebut.

Di samping, dia juga menekankan pentingnya mendalami kesenian dan local genius masyarakat sekitar.

“Kalau semuanya punya ciri khas, saya yakin banyak wisatawan datang. Ini potensi, kita siapkan masyarakat sekitar untuk menyambut mereka dengan kesenian. Selain itu, produk unggulan hasil local genius juga harus tampil. Nanti, ada dampak ekonomi,” ujarnya.

Lingkungan dan Infrastruktur

Proyeksi besar menghidupkan sektor pariwisata membutuhkan dua variabel untuk dipenuhi. Yakni, kondisi lingkungan yang asri dan penataan infrastruktur. Dedi Mulyadi juga tidak melupakan dua hal ini.

Dia menegaskan, keasrian lingkungan harus diproteksi secara top down maupun bottom up. Pemerintah menegakan peraturan-peraturan demi menjaga kelestarian lingkungan. Sementara masyarakat membangun kesadaran holistik secara organik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan