Bus Celaka, Cabut Infusan, Hari Itu Gagal Berangkat

Borok Tour and Travel PT Solusi Balad Lumampah (SBL) terbongkar. Pekan lalu, Polda Jabar menangkap bos perusahaan umrah tersebut atas dugaan penipuan terhadap ribuan calon jamaahnya. Kantor SBL pusat disegel. Barang-barang disita. Sebulan sebelum kasusnya mencuat, ada kisah yang sangat pilu menimpa ratusan calon jamaah. Berikut kisahnya.

ANDY RUSNANDY, Bandung

PULUHAN calon jamaah umrah hilir mudik. Mereka naik turun lift ke lantai 7 kantor pusat SBL di Gedung Bumi Putera di Jalan Dewi Sartika. Hiruk pikuk terjadi di ruang customer service. Datang silih berganti menanyakan kepastian jadwal pemberangkatan mereka.

Satpam kantor dibuat sibuk. Keluar masuk ruangan manajemen. Saking pusingnya, akhirnya pihak manajemen memutuskan akan memberikan penjelasan pada pukul 13.00 di lantai 5. Ruangan di lantai itu milik SBL.

Dua jam berlalu. Ruangan masih kosong. Rombongan jamaah pun balik lagi ke lantai 7. Saking capeknya mondar mandir, sebagian ada yang memilih duduk di lantai lorong gedung. Ada pula yang pergi ke lantai bawah untuk mencari makan.

Hari itu, Kamis 21 Desember 2017, suasana gedung dan lift disesaki calon jamaah SBL. Barulah pada pukul 15.30, Wildan, staf Humas SBL menunjukkan batang hidungnya. Di lantai 5 itulah drama pilu terungkap. Satu per satu jamaah mengungkapkan kekesalannya.

Lima menit pertama, Wildan menguasai ”medan” audensi yang dihadiri puluhan jamaah, termasuk leader SBL dari berbagai daerah di Indonesia. Sebaliknya, hingga sebelum adzan magrib berkumandang, dia menjadi bulan-bulanan. Betapa tidak, niat hati menjelaskan duduk perkara, mulut Wildan tak kunjung mengucapkan kata pasti.

”Stop, Pak! Kami ke sini bukan mau dengar alasan ini itu. Tapi mau minta kepastian kapan kami berangkat umrah,” ucap Ajat Sudrajat, jamaah asal Bandung dengan lantang seraya berdiri dari kursinya. Seketika suasana ruangan riuh. Orang per orang berbicara. Gaduh terdengar.

”Sebentar bapak-bapak, ibu-ibu. Biarkan saya menyelesaikan pembicaraan saya dulu. Kita satu per satu bicaranya,” lanjut Ajat menenangkan suasana.

”Kalau sampai 1 x 24 jam tidak ada kepastian, kami akan melaporkan ke Polda Jabar. Jangankan harta, nyawa pun akan kami korbankan,” ancam Ajat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan