Blunder Ratna Hancurkan Prabowo

JAKARTA – Terbongkarnya hoax penganiayaan Ratna Sa­rumpaet jadi senjata makan tuan yang begitu mematikan bagi pasang Capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hoax yang diciptakan salah seorang tim kampanyenya berdampak buruk bagi kredi­biltas dan elektabilitas pasangan nomor urut 02 tersebut.

Pengamat politik Universi­tas Islam Negeri Adi menga­takan kebohongan Ratna adalah blunder besar bagi dirinya dan kubu Prabowo khususnya. Hal itu akan se­makin mempertebal keyakinan publik bahwa kubu Prabowo kerap memproduksi hoax demi kepentingan koalisinya.

”Tentu saja ini akan sedikit banyak menggerus simpati dan elektabilitas Prabowo. Karena blunder dari seorang Ratna. Ratna tidak berdiri tunggal tapi ia menyangkut keseluruhan isi tim peme­nangan Prabowo. Secara ala­miah dan politik respek publik terhadap Prabowo pasti menurun,” ujar Adi saat di­hubungi Fajar Indonesia Net­work di Jakarta, Kamis (4/10).

Adi mengungkapkan dalam hal ini Prabowo sebagai calon presiden memang terlihat mendapatkan panggung ter­hadap keputusan yang diam­bilnya. Namun sentimen publik akan jauh lebih nega­tif karena Ratna adalah ba­gian dari tim sukses dan juru kampanye Prabowo-Sandi.

Tak selalu rugi, Adi menu­turkan kubu Prabowo juga memiliki keuntungan. Pra­bowo kata Adi secara cepat mengambil langkah taktis segera mengamputasi daya rusak blunder hoax Ratna. ”Ratna dipecat seketika tanpa kompromi,” imbuhnya.

Dia kemudian mengingatkan kepada kubu Prabowo bahwa masih tersisa waktu 6 bulan untuk merecovery keadaan liar tersebut.

”Siapa tau permintaan maaf Prabowo menjadi standing awal ‘pintu maaf’ publik untuk kem­bali melirik Prabowo. Jika tidak, langkah Prabowo makin terjal dan berliku. Pilpres akan jom­plang,” lanjutnya.

Terkait apakah nantinya Prabowo bisa bangkit kem­bali atau malah layu kemu­dian gugur, Adi mengatakan bahwa kedua hal itu bisa terjadi. “Kalau Prabowo mam­pu bangkit dan membalikkan keadaan, panggung ini akan menjadi positif bagi dia (Pra­bowo), meski ini tak mudah. Sebaliknya, jika dia (Prabowo) tak mampu bangkit, selesai sudah pilpresil ini,” tandasnya.

Pengamat Politik Universi­tas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin juga menyebut demikian. Soal prilaku politik seorang Ratna Sarumpaet yang sebelumnya sebagai timses Prabowo-Sandiaga tidak bisa dibenarkan. Sejatinya dalam berpolitik itu mengutamakan kejujuran. Tidak menebar berita yang belum jelas apa­lagi bohong.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan