bjb Bidik Salurkan Kredit Rp 1 Triliun

BANDUNG – bank bjb menargetkan bisa menyalurkan kredit ketahanan pangan sepanjang 2018 ini sebesar Rp 1 triliun. Salah satunya ditopang dari sektor pertanian.

Direktur Utama bank bjb Ahmad Irfan mengatakan, membidik sektor pertanian sebagai salah satu target penyaluran kredit tersebut dibanding perkebunan, peternakan dan perikanan. ”Pembiayaan untuk kredit ketahanan pangan target kami Rp1 triliun,” kata Ahmad Irfan di sela-sela peringatan Hut ke-57 bank bjb di Gedung Sate, kemarin (11/5).

Menurutnya salah satu sektor yang dibidik adalah petani kopi yang saat ini tengah mengalami respon sangat baik dari pasar dalam negeri maupun luar negeri. Penyaluran kredit tersebut menjadi salah satu instrument agar petani bisa terus meningkatkan kualitas produksi kopi Jabar.

Sejauh ini pihaknya sejak Januari hingga April 2018 sudah menyalurkan kurang lebih Rp200 miliar kredit ketahanan pangan baik pada petani kopi hingga peternak. Irfan menargetkan angka ini terus bergerak sesuai target karena pihaknya juga rutin melakukan pendampingan pada petani.

“Dengan melakukan pendampingan petani terutama kami lakukan paska panen maka kualitas produksinya diharapkan makin bagus. Kredit ketahanan pangan ini merupakan pembiayaan khusus untuk perkebunan, kopi hingga peternak. Kami baru salurkan Rp 200 miliar,” paparnya.

Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb Hakim Putratama mengatakan, bank bjb memiliki konsentrasi pada pembiayaan petani kopi. Mengingat potensi petani kopi sangat menjanjikan untuk menjadi nasabah bank bjb. “Kami merangkul para petani kopi, salah satunya di Garut,” ujarnya.

Menurutnya petani kopi tergolong pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sebagian besar belum bankable. Sebelum kredit dikucurkan itu, pihaknya melakukan pendampingan bisnis selama 6 bulan kepada petani agar terhindari dari cengkraman tengkulak.

“Kami beri edukasi para petani kopi yang sebelumnya hanya mengetahui kegiatan tanam dan menjualnya ke tengkulak. Diajarkan untuk menyimpan dana di rekening dan melakukan jual beli melalui rekening agar tercatat cash flow-nya. Kemudian setelah 6 bulan kami rangkul menjadi nasabah,” paparnya.

Menurutnya, dukungan terhadap pelaku UMKM sangat penting diberikan karena menjadi tanggungjawab perbankan serta sesuai dengan amanah dari Bank Indonesia. Bahkan sektor tersebut menjadi salah satu pilar bisnis bank bjb.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan