Bazar Pertanian Dibuat Asal-Asalan

BANDUNG — Acara bazar produk pertanian yang digelar Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultural Provinsi Jawa barat mengundang kekecewaan dari sebagian pengunjung. Sebab, dari 14 stand, 22 pedagang dipamerkan, ternyata hanya beberapa stan saja yang terisi.

Stan-stan yang sedianya menampilkan hasil produksi pertanian seperti bibit tanaman, sayuran, buah buahan, tanaman hias dan sembako pada pukul 11.00 WIB acara sudah ditutup. Sebab, bertepatan dengan shalat jumat.

Pukul 11.00 WIB semua stand para petani sudah habis, meski pengujung yang datang hampir 200 an lebih, klaim Chakrawati Kasi Pasca Panen Hortikultura ketika ditemui kemarin. (20/7).

namun karena semua stand sudah habis dan waktu sudah mendekati shalat jumat jadi stand di tutup karena tidak ada yang bisa di jula belikan.

Sementara itu ditempat sama Uung Gumilar mengklaim para peserta yangs ebagaian besar dari petani mendapatkan keuntungan besar dengan mengikuti bazar ini.Bahkan, dia mengaku ada petani sayuran mendapatkan 13 juta.

Selain itu, para pengunjung bazar yang membeli cukup banyak dan barang yang ditawarkan sangat murah dari harga pasar, sehingga cepat habis.

Uung mengakui kegiatan bazar tersebut merupakan kegiatan swadaya yang tidak dibiayai APBD. Namun, acara itu diselenggarakan atas kerjasama dengan Asosiasi Pasar Tani (Aspartan).

Dulu sempat di Gedung Sate, namun sekarang cukup diadakan di halaman Dinas pertanian. Untuk kedepannya kita ingin lebih besar lagi dan menatanya lebih baik lagi,” jelas Uung.

Kondisi ini ternyata bertolak belakang dengan yang diungkap oleh Wakil Ketua DPD Pemuda Tani Indonesia Jawa Barat Amir Hamjah. Menurutnya, gelar produk pada acara bazar tidak sesuai dengan pemberitahuan yang diedarkan.

Dia mengatakan, produk pertanian seperti bibit tanaman, benih sayuran, pupuk organik dan pupuk kimia, serta keilmuan tentang pembudidayaan sangat sedikit ditemukan. Itupun hanya terdapat bibit jeruk saja.

“ Kalau publikasi dilakukan oleh dinas sih sangat menarik perhatian, namun ketika banyak ibu ibu dan bapak bapak yang menanyakan bibit, pupuk, malah disodorkan makanan kemasan, minuman,cetus Hadi.

Dia berharap, kedepannya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura bisa mengelar produk pertanian lebih terarah

Tinggalkan Balasan