bank bjb Catat Pertumbuhan Kredit 13,2 Persen

JAKARTA – bank bjb (IDX: BJBR) membuka awal 2018 dengan mencatatkan total aset (tidak termasuk anak perusahaan) sebesar Rp 110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13 persen year on year.

Di samping itu, Net Interest Income pada triwulan I/2018 adalah Rp1,4 triliun atau tumbuh sebesar 3,6 persen year on year. Nilai itu  sejalan dengan ekspansi kredit yang mencapai 13,2 persen year on year (tumbuh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan Februari 2018 yang sebesar 8,32 persen).

Direktur Utama bank bjb, Ahmad Irfan mengatakan, di triwulan pertama 2018, bank bjb berhasil melakukan efisiensi yang terlihat dari cost to income ratio yang mengalami penurunan dari 68,9 pesen di triwulan I 2017 menjadi 62,7 persen, di triwulan I tahun 2018. Efisiensi biaya operasional yang dibarengi dengan pengelolaan kredit yang baik, kata dia, menjadi penyeimbang stabilnya rasio NPL. ”Per triwulan I/2018, NPL gross sebesar 1,6 persen, atau terjaga jika dibandingkan dengan triwulan I/2017,” kata Ahmad Irfan usai Analyst Meeting 1Q2018 di Glass House, Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta, kemarin (20/4).

Adapun outstanding kredit bank bjb tercatat sebesar Rp 71 triliun atau tumbuh sebesar 13,2 persen dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit ditopang dari kredit konsumer yang menjadi pilar pertama bisnis bank bjb di mana segmen ini mampu tumbuh sebesar Rp 2,7 triliun atau sebesar 6,2 persen (yoy).

Menurut Irfan, salah satu pendorong pertumbuhan kredit konsumer yaitu meningkatnya pertumbuhan kredit pensiunan yang naik menjadi Rp 10,6 triliun. Segmen lain yang memberikan kontribusi tinggi bagi Perseroan adalah kredit korporasi dan komersial yang berhasil tumbuh Rp 3,4 triliun atau 38% (yoy) hingga mencapai Rp 12,6 triliun.

Irfan juga memaparkan, total kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan kredit-kredit yang bersumber dari proyek pemerintah (APBD/APBN) serta kredit lain yang tingkat risikonya relatif rendah dan terukur.

”Di samping itu, segmen mikro berhasil tumbuh 32,5 persen (yoy) yang disalurkan melalui BPR dan LKM serta mikro dengan model clustering sehingga kualitas kredit UMKM ini dapat terjaga dengan baik,” urainya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan