Bangun Produksi Film Berbasis Wilayah

BANDUNG – Untuk mendukung kreatifitas warga Kota Bandung khsusnya pada generasi muda Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung saat ini tengah mengembangkan film yang dibuat oleh masyarakat Kota Bandung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Dewi Kaniasari mengatakan, pihaknya sudah lama mengajak masyarakat untuk membuat film pendek berbasis kewilayahan.

’’ kita sudah memiliki empat karya film warga Bandung dan mulai di-screening di Blitzmegaplex, Mal Paris Van Java (PVJ), Jalan Setiabudi, Kota Bandung, kemarin. (24/10).

Empat film karya warga Bandung itu masing-masing berjudul ‘Biur Ngapung’ karya Sekewood Film wakil Bandung Utara, ‘Lagu Lama’ karya The Panas Dalam Movie mewakili Bandung Tengah, ‘Aku Ingin Menari Jaipong’ karya Kampung Film; The Black Team, mewakili Bandung Timur, dan ‘Kontrak[an]’ karya Ancipa Picture mewakili Bandung Selatan.

Pihaknya akan memililih film terbaik yang kemudian akan kami bantu promosikan. Tetapi intinya, ini upaya kami menampung kreativitas masyarakat yang merupakan potensi ekonomi kreatif,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung Dewi Kaniasari.

Menurut dia, film tersebut diapresiasi melalui wadah Festival Film Berbasis Wilayah (FFBW) 2018. Produksi empat film yang seluruhnya dilakukan dan mengambil pemeran warga, dilakukan sejak 23 Agustus 2018 hingga 13 September 2018.

Menurut Dewi, program FFBW sebagai langkah awal Kota Bandung ramah produksi film. Dia berharap, festival ini akan memunculkan identitas daerah masing-masing. Juga memberikan informasi mengenai budaya dan pariwisata khususnya di daerah dan sekitar kegiatan.

Festival ini, akan terus dikembangkan, sehingga banyak bermunculan film-film kreatif dari Bandung. Dia bermimpi, kelak Kota Bandung memiliki nama besar seperti Hollywood di Amerika Serikat atau Bollywood di India.

Dewi emnambahkan, untuk mewujudkan ini, perlu komitmen bersama. Apalagi, kreativitas ini adalah aset Kota Bandung dengan memberdayakan agar masyarakatnya mandiri secara ekonomi dan sosial.

’’Bandung, memiliki potensi ekonomi kreatif luar biasa banyak. Dari 16 subsektor, seluruhnya ada di Kota Bandung. Disbudpar, kata dia, akan terus mengembangkan kegiatan berbasis kewilayahan,”jelas Dewi. (yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan