Bandung Barat Kekurangan Armada

NGAMPRAH– Saat ini, Kabupaten Bandung Barat kekurangan armada sampah. Keberadaan armada pengangkut sampah saat ini baru mencapai 20 persen. Akibat kondisi tersebut, pelayanan pengakutan sampah di sejumlah daerah menjadi terhambat dan belum bekerja secara optimal.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPT Pengangkutan Sampah KBB Rudi Kuntandi membenarkan, bila saat ini ketersedian armada sampah dengan kondisi geografis Bandung Barat belum memenuhi standar. Rudi menyebutkan saat ini jumlah armada pengangkut sampah di KBB ada 35 unit, terdiri atas dump truk dan armroll. Namun demikian, dengan luas wilayah KBB yang memiliki 165 desa, kebutuhan armada pengangkut sampah itu sangat jauh dari ideal.

“Kalau dibilang angka ideal memang masih jauh karena geografis Bandung Barat yang begitu luas. Saat ini total armada yang jalan ada 35. Namun dari 35 armada itu masih ada yang harus diperbaiki. Supaya pelayanan maksimal minimal kita memiliki 200 kendaraan,” ujarnya.

Rudi mengatakan, untuk memaksimalkan pelayanan sampah di sejumlah daerah, saat ini dibutuhkan juga container sampah, dan motor kaisar untuk penyisir sampah. Sebab, dengan minimnya jumlah armada, membuat sejumlah armada terpaksa beroperasi bahkan hingga larut malam.

“Kita sekarang, baru memiliki 18 container dan kondisi yang baik itu hanya 8 container. Sementara untuk motor penyisir sampah kita hanya memiliki 25 motor,” ungkapnya.

Dia menambahkan, dengan kondisi itu juga membuat pegawai di UPT harus bekerja sampai lembur. “Jumlah personel di UPT ada 237 orang. Di antaranya 197 orang merupakan tenaga kerja kontrak (TKK) dan 39 orang lainnya merupakan pegawai negeri sipil (PNS). Namun, memang untuk petugas lapangan, biasanya mereka harus bekerja sampai larut malam,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung Barat Apung Hadiat Purwoko menambahkan, pihaknya akan menambah tiga truk pengangkut sampah untuk operasional di lapangan. Saat ini pengadaan sampah truk sampah tersebut tinggal menunggu proses pengiriman saja.“Semua proses di ULP sudah selesai. Sekarang kita tinggal menunggu dikirim saja. Mudah-mudahan akhir Agustus ini akan segera diserahkan,” ungkapnya.

Seperti diketahui, pendapatan asli daerah (PAD) dari retribusi sampah di Kabupaten Bandung Barat pada 2018 ini ditargetkan bisa mencapai Rp3,9 miliar. Sumber PAD diambil dari retribusi sampah berbagai sektor. Mulai dari sektor industri, perkantoran, restoran, objek wisata, rumah sakit hingga pemukiman warga. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan