Badan Penanggulangan Bencana Kekurangan Personel

CIMAHI– Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cimahi, Dani Bastian mengaku, saat ini pihaknya masih keku­rangan personel. Sebab, jum­lah personel yang ada hanya 34 petugas.

Menurutnya, jumlah terse­but belum termasuk ideal. Sebab, setiap harinya selalu disiagakan 11 orang. Sehing­ga, dengan hanya 34 personil, pihaknya kesulitan untuk menangani tiga kecamatan yang ada di Kota Cimahi. Apalagi jika terjadi bencana secara bersamaan.

”Idealnya dalam Satgas perharinya beranggotakan 30 orang. Jadi, jika terjadi bencana secara bersamaan kami tidak kewalahan dalam pembagian tugas,” jelas Da­ni ketika ditemui kemarin. (5/11)

Selama ini, lanjutnya, untuk menutupi kekurangan per­sonel, pihaknya selalu meli­batkan beberapa Organisasi Pemerintah Daerah (OPD). ”Kami selalu berkoordinasi dengan Taruna Siaga Ben­cana (Tagana), Pemadam Kebakaran dan Satpol PP serta PMi dalam setiap penanganan,” ucapnya.

Dani menjelaskan, saat ini untuk kerawanan bencana, Kota Cimahi masuk di level sedang. Hal tersebut dapat dilihat dengan tidak masuknya Kota Cimahi dalam Kebijakan 136 Pusat yang merupakan implementasi dari nawacita Presiden Joko Widodo (Jo­kowi) melalui Rencana Pembangunan Jangka Men­engah Nasional (RPJMN).

”Dalam RPJMN ada 136 kabupaten/kota yang terletak dalam risiko bencana tinggi, sedangkan Kota Cimahi tidak termasuk,” jelasnya.

Kendati tidak masuk kebi­jakan 136, namun Dani men­gatakan, pihaknya harus tetap berwaspada sebagai­mana Tugas Pokok dan fung­si (Tupoksi) BPBD seperti mendengar, melihat dan menindaklanjuti jika perlu dilakukan penanganan se­cara langsung.

”Kami (BPBD) selalu was­pada, karena di Kota Cimahi masih termasuk kawasan Sesar Lembang,” tuturnya.

Selain itu, meski masuk skala kerawanan dalam level sedang tetapi resiko tingkat bencana di Kota Cimahi ter­masuk tinggi. Pasalnya, Ci­mahi masuk kawasan sesar lembang.

Namun, bencana alam yang kerap terjadi di Kota Cimahi saat musim hujan hanya ban­jir rutin di kawasan Melong, pohon tumbang dan longsor yang tidak terlalu parah atau tidak menyebabkan kerugian besar maupun korban jiwa.

”Di kawasan Melong saat musim hujan pasti terjadi karena memang daerah ce­kungan, sedangkan untuk longsor dan pohon tumbang masih terbilang aman ka­rena jarang terjadi,” pung­kasnya. (ziz/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan