Asephi Hadirkan Pusat Belanja Kerajinan

BANDUNG – Ketua BPS Asosiasi eksportir dan produsen handicraft Indonesia (Asephi) Jawa Barat Hedy Yamasari meyebutkan pihaknya tempat khusus untuk penjualan. Lokasi itu nantinya bisa dijadikan one stop shopping untuk para produsen, pelaku usaha kerajinan, pecinta kerajinan, kolektor kerajinan, di Jawa Barat khususnya kota Bandung.

Untuk kebutuhan itu lanjutnya, bersama Dinas Industri dan perdagangan (Indag) Kota Bandung, pihaknya menggandeng PT Gita Adhitya Graha dalam meyediakan tempat khusus untuk berburu produk-produk kerajinan dan bahan-bahan materialnya berma Rupa Rupi Handcraft market.

”Saya melihat peluang pasar lokal bagi pelaku usaha harus di sediakan tempat untuk memasarkan hasil karyanya sehingga bisa meningkatkan perekonomian kota Bandung khusunya,” kata Hedy pada Jabar Ekspres, kemarin.

Di Rupa Rupi itu disebutkan Handy, disediakan 369 toko di dalam gedung berlantai empat. “Dan semoga ini bisa menjadi destinasi wisata belanja di kawasan Bandung Timur,” sebutnya.

Selain digunakan untuk sarana berjualan, tempat ini nantinya bisa digunakan untuk acara seperti workshop kerajinan. Sehingga nantinya produk kerajinan di kota Bandung dan Jawa Barat bisa berkembang, mendunia dan menjadi tuan rumah di negrinya sendiri. ”Semoga dengan adanya ini, bisa berperan aktif dalam menggerakan perekonomian kota Bandung dan Jawa Barat. Bahkan kalau bisa hingga Indonesia,” terangnya.

Kepala Indag kota Bandung Eric M.A menyambut baik kerjasama antara pemerintah dengan pihak swasta tersebut. Karena kata dia, kota Bandung sendiri memiliki banyak perajin yang masih bingung dalam menjual hasil kerajnannya. ”Mudah-mudahan dengan berdiri rupa rupi bisa meningatkan daya saing dengan daya beli masyarakat kota Bandung,”katanya.

Lanjut dia, menurut data BPS 2011, jumlah UMKM di kota Bandung mencapai 300 ribu orang. Menurutnya angka itu jumlah sangat besar, karena itu kata dia kota Bandung memiliki Sumber Daya Mausia yang potensial.

”Tapi sampai saat ini datanya fluktuatif. Kalau menurun tidak signifikan begitu juga dengan kenaikannya, tapi roda perekonomian di kota Bandung cukup baik sejauh ini,” ujarnya.

Secara sistematis lanjut dia, UMKM selalu bertahan dikala krisis moneter tahun 1990, dan bisa menopang perekonomian negara, sehingga UMKM harus terus dikembangkan. ”Kalau UMKM ini bisa dikembangkan maka masyarakat itu lah yang bisa merasakan,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan