Anugerah Seni Budaya Tuai Kritik

CIMAHI – Pelaksanaan Ma­lam Anugerah Seni dan Budaya Kota Cimahi yang digelar Di­nas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dis­buparpora) Kota Cimahi me­nuai banyak kritik dari para pelaku seni di Kota Cimahi.

Bahkan, pelaksanaan acara yang digelar di Gedung Tech­nopark pada Sabtu (24/11) malam tersebut, dianggap prematur atau terlalu dipaksa­kan dan seolah-olah dilakukan hanya untuk menyerap ang­garan yang ada saja.

Kritik tersebut datang dari ketua Lembaga Kesenian Ci­mahi (Lekci), Dede Syarif, usai menghadiri pelaksanaan Anugerah Seni dan Budaya Kota Cimahi, di Tekhnopark, Jalan Baros Kota Cimahi.

Tidak hanya pelaksanaannya yang dianggap prematur, da­lam gelaran ini juga ada ber­bagai kesalahan yang dilaku­kan panitia. Salah satunya adalah adanya aturan calon penerima anugrah yang harus mendaftarkan diri. Padahal, seharusnya calon penerima anugrah didaftarkan oleh masyarakat atau pelaku seni.

”Akhirnya setelah ada desa­kan dari berbagai lembaga seni budaya se-Kota Cimahi akhirnya konsep diubah. Tapi setelah konsep berubah ada beberapa kategori yang diha­pus, diantaranya pedalangan dan musik modern,” katanya.

Selain itu, lanjutnya, kesala­han yang paling utama adalah penentuan pemenang peng­hargaan. Seharusnya sebuah penghargaan diberikan ke­pada pelaku seni yang sudah memberikan kontribusi ke­pada daerahnya baik secara sosok, pertokohan atau hasil karyanya serta sejauh mana pengaruh dari hasil karyanya itu terhadap perubahan ling­kungan di masyarakat. Namun yang terjadi pada penganugra­han kali ini, ada beberapa nama yang diluar dari konteks atau kriteria yang biasa.

”Nama tokoh-tokoh tersebut muncul secara tiba-tiba, pa­dahal mereka sama sekali tidak dikenal. Domisili dan kontri­busi serta karya orang itu juga, kita tidak tau,” katanya.

Menurut Dede Syarif, selama ini pihak disbudparpora hanya berinisiatif sendiri dalam pelaksanaan acara. Pihak dinas tidak pernah sama sekali me­minta pendapat atau membi­carakan penganugrahan ini kepada para pelaku seni budaya di Cimahi yang sebenarnya lebih paham.

”Kami malah sempat mendo­rong Dewan Seni Budaya (DSB) untuk maju kedepan mem­berikan masukan kepada pihak pemerintah,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan