Anjungan Rata, Mobil Tersangkut di Lantai Dua

Garis Pantai Talise nyaris lurus lagi. Tiga anjungan hilang diempas tsunami.

RIDWAN MARZUKI-NURHADI, Talise, Palu

PAKAIAN Sahrul Latif lusuh. Hanya mengenakan celana pendek kolor biru. Banyak debu dan lumpur menempel di situ.

Dia di Pantai Talise, Palu Barat, mencari barang-barangnya yang hilang diterjang tsunami. Kaus oblong putih yang dikenakannya, telah menguning akibat lumpur dan debu.

Saat gempa, Jumat, 28 September lalu, bersama rekannya, dia menjadi teknisi acara Festival Palu Nomoni III. Dia selamat dari tsunami, meski tak lolos dari gempa.

Tubuhnya lecet. Rumahnya rubuh. Bahkan, istrinya mengalami luka di kaki lantaran tertimpa reruntuhan rumah. Meski begitu, Sofyan menjadi salah seorang yang tetap bersyukur atas ujian Tuhan.

Saat itu, dia baru saja sampai di rumahnya di Jl Pangeran Hidayat, Kampung Lere, Kelurahan Kampung Lere, Kecamatan Palu Barat, Palu. Telat beberapa menit saja, bisa jadi dia menjadi satu korban yang tergulung amuk gelombang.

“Parah sekali, Pak,” ujar pria asal Gowa, Sulsel, yang telah lama tinggal di Palu ini, Selasa, 2 Oktober.

Sejak gempa dan tsunami, baru kali ini dia datang kembali ke Pantai Talise di Jl Rajamoli. Dia mengumpulkan sisa-sisa barangnya yang diterjang tsunami. Berserakan sekitar dua kilometer dari lokasi pendirian tenda untuk event Palu Nomoni.

Dampak gempa di kawasan Pantai Talise, memang parah. Bangunan di sepanjang pesisir, rata dengan tanah. Tersapu bersih. Tiang beton rumah dan toko warga, bahkan terseret hampir satu kilometer.

Ratusan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, juga hanyut. Bahkan sebagian besar tak lagi berbentuk akibat hantaman tsunami dan berbenturan dengan material lain.

Di kawasan ini, masih ada mobil yang tersangkut di atas rumah warga. Rusak parah. Kondisi ini menggambarkan tinggi dan derasnya hantaman tsunami. Bisa mengangkat beton dan kendaraan ke atas lantai dua.

Di ujung Jalan Hayun, sebelah timur Pantai Talise, material dan barang-barang korban terlihat menumpuk. Posisinya yang berbentuk ceruk, lantas mendaki, membuat arus tsunami hanya mentok di situ.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan