Anggaran Pendidikan Jabar Naik Rp 1,9 T

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyebutkan anggaran pendidikan Tahun 2018 di Jawa Barat mengalami kenaikan disbanding sebelumnya. Pada 2017 lalu anggaran pendidikan Rp 1.7 Triliun, dan pada 2018 naik menjadi Rp 1.9 Triliun

ACHMAD NUGRAHA/JABAR EKSPRES

RUANG KELAS BARU: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (kanan) didampingi Kepala SMAN 9 Bandung Agus Setia Mulyadi.

”Tentunya dengan kenaikan ini, kesejahteraan tenaga pendidik pun ikut meningkat,” kata Heryawan usai meresmikan 11 ruang kelas terdiri Delapan Ruang Kelas Baru (RKB) dan Tiga kelas hasil rehabilitasi di SMAN 9 Bandung, kemarin (3/1).

Heryawan merinci anggaran untuk pembangunan RKB dan rehabilitasi kelas berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dana dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bank bjb serta dana swadaya sekolah. ”Total anggarannya Rp 2,6 Miliar terdiri dari CSR bank bjb Rp 365.603.000, kemudian dari DAK RKB Rp 862.783.200, dan untuk rehabnya itu Rp.440.315.550,” kata Aher di Bandung kemarin.

Dijelaskan dia, persoalan pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak, di samping kewajiban pemerintah untuk mengelola dan memfasilitasi. Untuk itu, pihaknya terbuka bagi siapa pun yang ingin memberi bantuan kepada sekolah, baik berupa materil atau bangunan. ”Kita harap siapa pun, baik itu alumni SMA yang berhasil secara ekonomi. Silakan bantu pendidikan di mana pun itu, mau di dekat rumah, di sekolah anaknya, atau almamaternya yang dulu,” kata dia.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Ahmad Hadadi mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) terus memenuhi kekurangan ruang kelas di seluruh kabupaten/kota.

Dipaparkan dia, jika diasumsikan dari target 100 ribu peserta didik dengan jumlah Rombongan Belajar (Rombel) perkelas sebanyak 36 siswa, maka masih kurang sekitar 10 ribu RKB untuk memenuhi kebutuhan program full day school SMA/SMK dan sekolah menengah terbuka.

”Angka Putus Sekolah (APK) kita kan diangka 76,62 persen, artinya ada 23,4 persen lagi yang memang harus disiapkan ruang kelasnya. Selain itu, ada sekitar 36 ribu siswa sekolah menengah terbuka yang harus memiliki ruang kelas juga,” kata Hadadi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan