Ancaman Rawan Pangan di Musim Kemarau

NGAMPRAH– Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bandung Barat mewaspadai ancaman kerawanan pangan terutama memasuki musim kemarau. Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu daerah kabupaten yang tergolong rawan pangan di Jawa Barat. Penyebabnya, sejumlah lahan pertanian di beberapa daerah tersebut terus menyusut seiring alih fungsi lahan menjadi industri, permukiman hingga sulitnya pasokan air.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan KBB, Iin Solihin menjelaskan, ancaman kerawanan pangan tentu tetap diwaspadai karena KBB masuk wilayah yang memiliki area pesawahan yang cukup luas. Sementara saat ini Bandung Barat memiliki kewajiban juga untuk mendistribusikan pangan ke sejumlah luar daerah.

“Yang masuk rawan pangan itu bagi daerah yang memang memiliki lahan pertanian termasuk di dalamnya Bandung Barat. Makanya petani selain memiliki kesibukan menanam padi, ada juga tanaman palawija seperti jagung dan umbi-umbian yang dilakukan terutama saat musim kemarau yang memang sulit mendapatkan pasokan air,” ungkapnya. 

Iing menambahkan, sebagai daerah penghasil pangan, distribusi bahan pangan mutlak harus diprioritaskan ke sejumlah daerah di KBB maupun luar daerah. Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kebutuhan setiap tahun sekitar 130 ton dengan jumlah penduduk KBB 1,6 juta jiwa. “Konsumsi masyarakat 100 kilo per kapita per tahun. Dan setiap tahun kuota ini harus terpenuhi, termasuk ke luar Bandung Barat,” katanya.

Iin mengungkapkan kendati KBB tergolong daerah rawan pangan, namun ketersediaan pangan selama ini lebih dari cukup. Dengan demikian, menurutnya, masyarakat pun tidak perlu khawatir dalam mencukupi kebutuhan pangan hingga akhir tahun nanti. “Kita harus bisa menjamin kebutuhan pangan masyarakat. Alhamdulillah, pada musim kemarau seperti sekarang, kita juga masih memiliki cadangan pangan, yakni stok 16 ton beras. Dan itu juga bisa untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun nanti,” ungkapnya.

Dua wilayah di selatan seperti Rongga dan Gununghalu, kata Iin, merupakan wilayah yang sangat baik dalam memproduksi dan menghasilkan pangan. Meskipun memasuki musim kemarau, untuk panen para petani di daerah itu bisa sampai tiga kali panen dalam setahun. “Pada musim kemarau di dua wilayah itu masih banyak air karena ada irigasi besar. Berbeda dengan wilayah lainnya seperti Cipongkor misalnya, saat musim kemarau, itu dalam satu tahun hanya bisa satu kali panen,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan