Analis Politik: Reshufle Kuatkan Agenda Pilpres 2019

BANDUNG – Pergantian jabatan di elit lingkaran Istana Negara, disinyalir perkuat relasi militer untuk Pilpres 2019 mendatang. Penunjukan Moeldoko menggantikan Teten Masduki dan masuknya Agum Gumelar sebagai Wantimpres menggantikan Hasyim Muzadi yang wafat, disebut langkah politis presiden.

Analis politik dari Pusat Kajian Politik dan Demokrasi Dedi Kurnia Syah menyatakan, reshuffle yang baru dilakukan bisa saja sebagai upaya membangun citra kedekatan presiden dengan militer. ”Beberapa waktu lalu, presiden dikesankan berseberang dengan militer. Reshuffle ini bisa saja untuk itu, mencitrakan kedekatan yang sangat mungkin berkorelasi dengan pilpres 2019,” kata Dedi Kurnia.

Terlebih, menurutnya pilpres 2019 tidak akan ada perubahan berarti terkait pasangan capres-cawapres, dia meyakini Joko Widodo akan berlaga dengan Prabowo Subianto sebagai presentasi kekuatan militer. ”Prabowo tetap yang terkuat untuk melawan Jokowi di 2019. Sehingga penting secara dini bagi presiden menempatkan orang-orang dekatnya dari kalangan militer,” imbuhnya.

Selain itu, Dedi melihat ada upaya membangun kembali kepercayaan publik terhadap presiden yang akhir-akhir ini sering mendapat serangan terkait isu-iau krusial. ”Jokowi memerlukan tokoh-tokoh kuat untuk mendukungnya, Moeldoko mungkin sosok yang dianggap mampu mengendalikan itu semua,” lanjutnya.

Di luar itu, dia juga menyinggung terkait bertahannya Airlangga Hartarto sebagai Menperin merangkap ketua umum partai. Menurutnya, hal itu semakin menguatkan dugaan jika reshuflle kali ini beraroma politis. ”Jokowi pernah melarang menteri rangkap jabatan. Tetapi saat ini Menperin masih dipertahankan, bisa saja ada kaitan dengan dukungan 2019″ tutupnya. (ign)

Tinggalkan Balasan