BIBIR sumbing merupakan kondisi kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah atau belahan pada bibir atas. Celah tersebut dapat terjadi pada bagian tengah, kanan atau kiri bibir. Selain di bibir, celah juga dapat mengenai bagian langit-langit rongga mulut, keadaan ini sering disebut celah (sumbing) langit-langit.
Bibir sumbing dan celah langit-langit dapat terjadi sendiri atau bersamaan pada orang yang sama. Kondisi celah bibir dan langit-langit ini dapat terjadi pada awal pembentukan janin ibu hamil sekitar minggu ke-5 hingga minggu ke-12 masa kehamilan. Kelainan ini dapat disebabkan karena faktor genetik keturunan dan juga akibat faktor paparan lingkungan selama kehamilan.
Prevalensi terjadinya celah bibir dan celah langit-langit sekitar 1 dari setiap 1000 kelahiran. Di indonesia tingkat terjadinya celah pada bibir dan langit-langit cukup tinggi dan membutuhkan perhatian khusus dalam mengatasi masalah ini.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya celah bibir dan celah palatum:
Faktor genetik yang diturunkan dari orang tua. Apabila orangtuanya mengalami celah bibir dan atau celah langit-langit maka kemungkinan anak atau keturunan di bawahnya akan mengalami hal yang sama terjadi celah bibir atau celah langit-langit.
Faktor lingkungan, Faktor lingkungan ini antara lain meliputi asupan makanan ibu hamil yang kurang mengandung gizi, radiasi yang langsung mengenai janin ibu hamil, kekurangan Oksigen dalam Janin kandungan (hipoksia), wanita hamil yang mengkonsumsi zat tertentu (seperti merokok, konsumsi alkohol, obat-obatan tertentu diluar kontrol dokter) dan infeksi virus Rubella saat kehamilan.
Komplikasi yang dapat terjadi pada kelainan celah bibir dan langit-langit dapat meliputi:
Kesulitan makan
Bayi yang baru lahir kemungkinan tidak dapat meyusui sebagaimana mestinya karena atap dari rongga mulut tidak terbentuk secara lengkap.
Infeksi telinga dan kehilangan pendengaran:
Infeksi telinga sering terjadi dikarenakan adanya disfungsi dari tuba ynag menghubungkan telinga tengah dengan tenggorokan. Rekurensi infeksi kemudian dapat menyebabkan hilangnya pendengaran.