Ajak Selamatkan Buku Dongeng

BANDUNG – Seiring dengan berkembangnya teknologi, mendongeng saat ini sudah ditinggalkan banyak orang. Karena itu, pada era 1991-1992 para pendongeng di Swedia menggagas All Storyteller Day setiap 20 Maret. Gerakan tersebut kemudian merambah ke sejumlah negara lainnya seperti di Meksiko dengan nama National Day of Storytellers.

Terkait Hari Dongen Sedunia, calon wakil wali kota Bandung, Chairul Yaqin Hidayat (Ruli) menyebutkan mempunyai kenangan tersendiri. Dia mengaku kerap dibacakan dongeng sebelum tidur oleh ibunya.

”Saya masih ingat, Kak Seto dan Bu Kasur saat bercerita melalui media TVRI pada saat itu, sangat berkesan dan membahagiakan,” ujar Ruli dalam siaran pers diterima redaksi, kemarin (20/3).

Melalui proses mendongeng, lanjut dia, maka ruang imajinasi anak akan semakin tajam. Apalagi jika orang tua mendongeng tidak dengan panduan buku dongeng tapi melalui narasinya sendiri. ”Jadi belilah buku dongeng untuk memperkaya perbendaharaan dongeng, untuk nantinya dibacakan kepada anak-anaknya,” ujarnya.

Dalam siaran pers itu pun, Ruli menyinggung mengenai kemudahan teknologi informasi saat ini. Pasangan calon wali kota Bandung Nurul Arifin itu berpandangan, saat ini kadang orang tua lebih banyak memanfaatkan gawai untuk memudahkan berinteraksi dengan anak anaknya.

”Misalnya, jika anak sulit makan atau sulit tidur. Maka diberikan tontonan dari Youtube melalui perangkat gadget. Akhirnya tanpa disadari si anak menjadi ketergantungan,” sebutnya.

Ruli mengaku, dirinya pernah diingatkan mengenai hal ini oleh seorang psikolog agar anak kecil jangan dulu sampai jatuh cinta dengan gadget. Hal ini perlu dilakukan, agar imajinasi anak menjadi tajam, sehingga akan merangsang krativitasnya kelak.

”Saya akui, kadang suka terjebak juga dengan hal itu. Anak susah makan atau susah tidur, disodori youtube. Akhirnya anak ketergantungan, jadi weh saya sok dicarekan pamajikan!” ujarnya sambil tertawa.

Dia menambahkan, sudah pas kiranya kota Bandung akan memiliki wali kota seorang ibu. Dia beralasan agar ada yang bisa mengingatkan hal-hal seperti budaya mendongeng ini, sehingga bisa tetap tumbuh harmonis pada kehidupan keluarga masyarakat.

”Mari selamatkan eksistensi buku dongeng untuk anak, sebagai media hubungan cinta kasih orang tua dan anak. Meski konvensional tapi membahagiakan,” pungkasnya. (rls/pan/ign)

Tinggalkan Balasan