AHY Nyapres Terbuka, Banyak Pemimpin Dunia Dari Kalangan Muda

JAKARTA – Dinamika politik menjelang pendaftaran Pilpres 2019 semakin mengerucutkan, nama nama tokoh yang akan maju di Pilpres mendatang.

Dengan perkembangan politik di dunia, misalnyal Malaysia, dimana ada menteri yang berumur 25 tahun membuka mata kita bahwa dunia sudah berubah, tentang sosok tokoh muda.

Kepemimpinan anak muda kini mendapat momentum seiring gempuran teknologi dan new media.

Dalam suasana seperti ini, pemimpin muda dirasakan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan. Dampak lain, politik yang sebelumnya terlihat kaku dan jauh dari realitas sosial, di tangan anak-anak muda, menjadi lebih berwarna.

Zaenal A Budiyono, Direktur Eksekutif Developing Countries Studies Center (DCSC), Dosen FISIP Universitas Al-Azhar Indonesia, mengatakan bahwa tokoh muda bisa masuk dalam bursa capres di Indonesia.

“Sebelumnya di belahan lain, Kanada, Justin Truedue juga terpilih sebagai PM di usia 39 tahun. Maka alasan meragukan kapasitas anak muda jelas sebuah pemikiran ahistoris,” jelasnya, Minggu (8/7).

Dari beberapa nama anak muda yang muncul di bursa cawapres, nama AHY muncul sebagai figur paling populer di sejumlah lembaga survei. Ia bahkan mengungguli politisi-politisi muda sekelas Romy maupun Puan.

“Sebagai new blood di politik dengan rekam jejak yang bersih, membuat AHY mendapat apresiasi publik. Apalagi personality nya terlihat dekat dengan semua kalangan, dan jangan lupa ia good looking sehingga berpotensi merebut perhatian pemilih perempuan yang mayoritas secara jumlah,” jelasnya.

Mengenai isu AHY kurang pengalaman, hal ini tidak relevan. AHY punya pengalaman kepemimpinan yang diakui anak buah, rekan sejawat, atasan maupun luar negeri selama 16 tahun di militer.

“Para pemimpin kita di masa lalu, dari mulai Soeharto, BJ. Habibie, Gus Dur, Megawati hingga Jokowi juga tidak punya pengalaman memerintah secara nasional sebelumnya. Semua tokoh itu muncul bermodalkan keyakinan, keteguhan dan leadership, yang kemudian diuji di lapangan,” terangnya.

“Kalau kita masih berdebat tentang pantas-tidaknya anak muda masuk ke level national leadership, maka kita akan ketinggalan, bahkan oleh Malaysia, negara yang selama ini kita anggap tertinggal dalam demokrasi,” pungkasnya. (*/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan