60 Disabilitas dapat Bantuan Kaki Palsu

NGAMPRAH – Untuk memberikan kemudahan dalam mendapatkan bantuan kaki palsu dan tangan palsu,
masyarakat Kampung Leuwinutug, Desa Batulayang, Kecamatan Cililin melalui Zakiyyah Humanity akan menggelar bakti sosial pemberian kaki dan tangan palsu pada 24 Juli 2018. Kegiatan ini ditargetkan bisa menjaring 60 penyandang disabilitas dari berbagai daerah.

“Kami ingin memberikan bantuan kepada yang membutuhkan kaki dan tangan palsu. Kegiatan ini bekerja sama dengan Forum Bandung Barat Sehat. Sasarannya, tak hanya warga Bandung Barat, tetapi juga warga dari luar daerah,” ujar Ketua Zakiyyah Humanity, Doding Komarudin di Cililin, Jumat (13/7).

Doding menuturkan, pada 24 Juli nanti akan dilakukan pengukuran untuk pembuatan kaki dan tangan palsu di GOR eks Kantor Desa Batulayang. Sebulan kemudian, kaki dan tangan palsu tersebut akan dibagikan. Pemberian kaki dan tangan palsu ini, menurut dia, sudah berlangsung 10 kali sejak 2007. Hingga kini, sekitar 1.000 penyandang disabilitas sudah terbantu melalui kegiatan bakti sosial ini. “Kenapa sasarannya kaki dan tangan palsu, sebab barang tersebut langka dan mahal. Makanya, kami coba fasilitasi dan berlanjut sampai sekarang,” ujar Doding.

Dia mengungkapkan, pemberian alat bantu gerak tersebut untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri para penyandang disabilitas. Sebab sebagian besar, mereka tidak percaya diri dengan keterbatasan fisik mereka. “Penyandang disabilitas ini ada yang disebabkan kecelakaan, penyakit, ataupun bawaan lahir. Kami coba tumbuhkan kembali kepercayaan diri mereka dengan memberikan alat bantu ini,” ujar Doding.

Bakti sosial ini juga selaras dengan program Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat. Tahun ini, sebanyak enam puluh penyandang disabilitas di Kabupaten Barat mendapatkan pemeriksaan medis melalui Unit Pelayanan Sosial Keliling Dinas Sosial setempat. Pelayanan itu diberikan untuk mendeteksi dini para penyandang disabilitas guna penanganan lebih lanjut.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung Barat Heri Partomo mengungkapkan, para penyandang disabilitas tersebut berasal dari Kecamatan Cisarua dan Cikalongwetan. Setelah menjalani pemeriksaan, mereka akan diberi arahan oleh tim medis untuk dirujuk, diberi alat bantu, ataupun direhabilitasi. 

Menurut Heri, layanan pada UPSK mulai tahun ini dialokasikan dari APBD kabupaten. Pada tahun-tahun sebelumnya, anggaran berasal dari Dinas Sosial Pemprov Jawa Barat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan