Waspadai Kanker Payudara

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kanker payudara diantaranya pola hidup yang tidak sehat dan faktor keturunan sebesar 5-10 persen dari populasi penduduk.

Sementara terkait pelayanan kanker di Indonesia, salah satu masalah adalah tidak meratanya dokter spesialis onkologi maupun bedah onkologi. Jumlah dokter bedah onkologi hanya 200 orang, spesialis onkologi medik 130 orang, dan spesialis radioterapi lebih kecil lagi.

”Memang belum tersebar secara merata (dokternya), di Bandung ada sekitar 10, di Jakarta 35, tapi kalau di provinsi lain bahkan hanya ada satu, kadang-kadang belum ada. Masih sangat kurang,” ucapnya.

Saat ini penanggulangan kanker ditekankan pada upaya promotif dan preventif. Pada populasi yang sehat, menurut dia, lebih ditekankan pada promosi kesehatan dan deteksi dini. Sementara pada kelompok beresiko, sasaran adalah pada pengendalian faktor risiko seperti berhenti merokok, menurunkan berat badan pada yang obesitas dan mendorong deteksi dini.

Di tempat sama, Indiani Pratjihno (64), seorang mantan pengidap kanker payudara menceritakan kisah kelamnya ketika divonis menderita kanker payudara stadium III B, Tahun 1999 silam. Mantan atlet voli tersebut menceritakan jika dia tidak menyadari benjolan yang ada di payudaranya merupakan kanker, sebab dokter kandungan yang memeriksanya pun menyebutkan jika benjolan tersebut bukan merupakan kanker.

Namun kenyataam lain, didapati ketika dirinya memeriksakan benjolan tersebut ke dokter spesialis yang akhirnya memberikan pil pahit bagi dirinya dan keluarga, jika benjolan tersebut adalah kanker payudara.

”Setelah tahu itu kanker, saya akhirnya dioperasi pada tahun 1999, dan alhamdulillah masih diberikan kesempatan hidup oleh Tuhan. Sampai sekarang masih melakukan pemeriksaan setia tahun untuk memastikan tubuh tetap sehat. dulu setelah operasi saya sempat dikemoterapi juga sampai 6 kali,” ungkapnya.

Dirinya bersyukur setelah menjalani masa kelam di hidupnya, dan kini dia terjun sebagai relawan kanker agar orang lain yang sedang mengalami kanker bisa memiliki semangat dan motivasi untuk sembuh seperti dirinya dulu.

“Saya bisa sembuh karena medis dan keinginan yang kuat serta izin dari Tuhan, saran saya untuk perempuan Indonesia lain yang mengidap kanker, hindari pola hidup tidak sehat, peduli terhadap diri sendiri, dan jangan berobat secara alternatif,” pungkasnya. (zis/bun/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan