Warga Setuju Rumah Deret, Bantah Adanya Intimidasi dan Premanisme

jabarekspres.com, BANDUNG – Sekelompok warga yang mengatasnamakan Forum Angin Segar, setuju akan adanya pembangunan rumah deret. Hal itu dikatakan Ketua Forum Angin Segar Syahroni, menyikapi adanya pemberitaan yang beredar terkait polemic pembangunan rumah susun di kawasan RW 11, Kelurahan Tamansari Kota Bandung.

Syahroni menyebutkan forum yang didirikan bersama warga di RW 11 tersebut telah setuju dengan adanya pembangunan rumah deret. Bukan tanpa alasan, sebut dia forum ini untuk memfasilitasi warganya yang seolah olah frame pemberitaan seluruh warga RW 11 menolak pembangunan rumah deret, padahal sebut dia ada hampir 46 persennya warga setuju adanya pembangunan tersebut.

IPAN SOPYAN/JABAR EKSPRES
TAMANSARI: Salah seorang warga melihat beberapa bukti bangunan liar eks penggusuran pembangunan flyover Pasopati.

”Ini program kan bagus, untuk mensejahterakan warga Kota Bandung. Sebab pada faktanya di RW 11 ini satu rumah bisa Dua sampai Sembilan kartu keluarga (KK) dengan ukuran rumah yang relatif kecil. Itu kan nggak sehat,” kata Syahroni saat dikonfirmasi Jabar Espress di Taman Film, Kelurahan Tamansari Kota Bandung, kemarin.

Syahroni yang juga mantan ketua RW 11 dari tahun 2014 hingga Oktober 2017 lalu itu mengatakan mengenai adanya pekerjaan pengukuran dan lainnya. Kata dia, itu semua berada di kawasan yang dimana warga yang sudah setuju terhadap pembangunan rumah deret.

”Kan ini pengerjaanya di kawasan yang warganya sudah setuju. Kenapa yang tidak setuju malah ikut campur. Padahal kita sepakat antara yang setuju dan tidak setuju jalan masing-masing kenapa jadi seakan-akan kami yang mengintimidasi,” katanya dengan penuh heran.

Dia pun menjelaskan sebetulnya di kawasan tersebut banyak bangunan liar hasil dari penggusuran pembangunan flyover Pasopati bebera waktu lalu. ”Ini banyak juga bangunan liar. Kalau mau datanya saya ada!” tandasnya sambil menunjukan beberapa berkas.

Ditemui di tempat sama Sekretaris Forum Angin Segar Yoyo Suharyo membenarkan hal itu, menurutnya pihaknya setuju adanya pembangunan rumah deret tersebut dan tidak ada paksaan atau pun intimidasi dari pihak mana pun. ”Kami menyetujui ini dengan sadar. Karena ini sama dengan mengakat derajat kami, warga yang berpenghasilan rendah, yang tadinya satu rumah bisa Dua sampai Sembilan KK, nanti setelah rumah deret jadi. Kita satu rumah Satu KK, kan itu namanya mensejahterakan warga berpenghasilan rendah,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan