Wah, Tulisan Disposisi Gubernur Hari Ini kok Lain

Sebagai ”gubernur”, Sarah Wilhelmina Lenggu pun menugasi sekretaris daerah dan memimpin rapat para pemimpin organisasi perangkat daerah (OPD). Yang mengajari dia ”pendahulunya”.

SEMY BALUKH, Kupang

SURAT itu baru saja selesai ditulis saat diserahkan kepada Frans Lebu Raya. Sembari membacanya, senyum gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tersungging. ”Wah, ini disposisi yang ditulis ‘gubernur sehari’. Pasti Pak Sekda (sekretaris daerah, Red) terkejut melihat disposisi ini karena tulisan gubernur hari ini kok lain,” canda Frans.

Harap maklum kalau disposisinya berbeda. Sarah Wilhelmina Lenggu yang jadi sasaran candaan Frans memang benar-benar hanya sehari jadi gubernur. Belajar menulis disposisi pun baru di hari itu (3/10).

Yang mengajari juga Frans. Frans sembari berdiri, sedangkan siswi kelas XII SMA Negeri 1 Soe Timor Tengah Selatan tersebut duduk di kursi gubernur. ”Nanti surat (disposisi) ini diserahkan ke Pak Sekda (Benediktus Polo Maing) ya,” kata Frans kepada Sarah seperti dikutip Timor Express (Jabar Ekspres Group).

”Mutasi mendadak” di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT itu merupakan kerja sama Plan International Indonesia Cabang Kupang dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) NTT.

Program sehari menjadi gubernur tersebut digelar untuk merayakan Hari Anak Perempuan Internasional 2017. Edisi tahun ini merupakan penyelenggaraan kali kedua di NTT.

Communication Manager Plan International Cabang Kupang Isny Achmad menjelaskan, ada 12 anak usia 15-19 tahun se-NTT yang terpilih mengikuti kegiatan tersebut. Sebelas di antaranya perempuan dan seorang lainnya laki-laki.

Mereka diseleksi secara ketat dari sejumlah SMA di NTT. Yang dilihat adalah mental dan kepribadian, kecakapan dalam berbicara, cara mendapatkan informasi, serta kecakapan dalam menjalin koordinasi.

Dari 12 remaja tersebut, Sarah yang akhirnya dianggap memenuhi berbagai kriteria untuk menjadi gubernur. Remaja 17 tahun itu tentu saja bangga. ”Saya ingin menyuarakan keinginan anak-anak Indonesia,” katanya.

Hari kerja Sarah pun diawali dengan ”mengambil alih” kursi Gubernur Frans. Dia bekerja di sana mulai pukul 08.00 sampai 09.00 Wita. Selama kurun waktu itulah dia diajari ”pendahulunya” menulis disposisi. Setelah menuliskan disposisi tugas kepada Sekda, Sarah berpindah ke ruang rapat gubernur yang bersebelahan dengan ruang kerjanya.

Tinggalkan Balasan