Upah PHL Kebersihan Masih Minim

jabarekspres.com, SOREANG – Kabupaten Bandung menargetkan untuk dapat meraih piala Adipura. Saat ini hampir semua titik wilayah dirapikan, untuk mendukung target pemerintah menuju Kabupaten Bandung bersih dari sempah.

Sayangnya, para pekerja kebersihan yang setiap hari berkutat dengan bau, upa dan tingkat kesejahteraannya masih rendah. Apalagi bagi mereka yang berstatus non pegawai negeri sipil (PNS), pendapatannya masih di bawah standar.

Salah seorang Pegawai Harian Lepas (PHL) Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, setiap hari bekerja dari mulai pukul 07.00 WIB hingga batas waktu yang tak ditentukan. Karena tak jarang mereka baru usai bekerja selepas pukul 21.00 WIB. Begitu pun sepekan mereka bekerja selama enam hari, alias pada Sabtu pun mereka tetap harus berurusan dengan bau tak sedap sampah.

Selain bau, risiko mereka tertabkrak kendaraan karena harus membersihkan jalan raya setiap hari jadi tarohannya.  ”Kalau jam kerja, yang namanya di lapangan itu kadang tidak tentu. Apalagi kalau macet yah sudah biasa pulang malam,” katanya saat ditemui di stop over sampah di Jalan Raya Citaliktik, Jumat (24/3).

Selain jam kerja tak menentu, lanjutnya upah bulanan yang mereka terima pun tak seberapa. Perbulan mereka hanya diupah sebesar Rp 1,5 juta, ironisnya meskipun sehari-hari mereka cukup berat, harus berjibaku dengan bau dan kotornya sampah yang rentan menimbulkan gangguan kesehatan serta rawan terjadinya kecelakaan. Para petugas kebersihan berstatus PHL ini tidak memiliki jaminan kesehatan seperti Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) atau asuransi kesehatan lainnya.

”Memang resikonya sangat berat, selain ancaman kesehatan juga resiko kecelakaan kerja, seperti terkena beling atau tertusuk bekas sate. Kalau sakit yah berobat sendiri, begitu juga kalau anak istri sakit biaya sendiri saja. Karena memang kami enggak punya jaminan kesehatan,” tukasnya

Selain PHL lanjut dia, petugas kebersihan di Kabupaten Bandung ini ada juga yang berstatus magang. Para pekerja magang ini, meski setiap hari bekerja, namun sama sekali tidak mendapatkan upah. Penghasilan mereka hanya mengandalkan sampah rongsokan yang dikumpulkan setiap, dari sampah yang mereka angkut dan dipilah di atas truk.

Tinggalkan Balasan