TPPAS Luna Segera Beroperasi

jabarekspres.com, BANDUNG – Salah-satu langkah maju dilakukan Pemprov Jabar untuk segera mempercepat proyek strategis dengan mewujudkan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo (Luna) di Kabupaten Bogor.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, Pemprov Jabar bersama PT Jabar Bersih Lestari (Perusahaan Konsorsium) menandatangani kontrak bersama untuk pembangunan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo (Luna) di Kabupaten Bogor.

Penandatangan dilakukan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) dan Direktur Utama PT Jabar Bersih Lestari Doyun Yu di Ruang Papandayan Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, kemarin (21/6).

Menurutnya, Skema pengerjaan yang diterapkan dalam proyek ini adalah Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). PT Jabar Bersih Lestari merupakan pemenang tender yang dibentuk oleh konsorsium untuk pengadaan infrastruktur pengelolaan sampah.

Selain itu, TPPAS Luna ini akan menampung sampah dari masyarakat Kabupaten/Kota Bogor dan Kota Depok dengan populasi penduduk hampir 9 juta jiwa dengan perkiraan hasil produksi sampah 400-500 ton perhari

Sedangkan untuk proses pengelolaannya, lanjut Aher TPPAS Nambo akan menghasilkan sampah kering atau RDF yang akan menjadi bahan bakar pembuatan semen. Refuse Derived Fuel (RDF)

Lebih lanjut Aher mengatakan, RDF merupakan hasil dari proses pemilahan sampah kering yang mudah terbakar seperti plastik dan bahan sulit terbakar lainnya. Sehingga, hasil dari prosesnya ini akan menjadi bahan bakar bagi Pabrik Semen

“Kita sedang menjalin kerjasama lanjutan dengan PT Indocement yang akan menampung RDF tersebut,”ucap Aher

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Sampah Anang Sudarna menjamin untuk teknologi RDF ini sangat ramah lingkungan. Sebab pada implementasinya teknologi RDF sudah digunakan di Korea Selatan

Bahkan, salah satu perusahaan Korea Selatan turut andil membentuk PT Jabar Bersih Lestari bersama BUMD PT Jabar Jasa Sarana.

Anang menuturkan, Proses di Nambo lebih sederhana serta berbiaya rendah. Namun hasilnya akan memiliki nilai ekonomis sebagai energi bahan bakar pembuat semen . Bahkan, RDF ini bisa hemat 30 persen bila dibandingkan dengan menggunakan Batu Bara

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan