Terus Berupaya Tekan Harga

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Melonjaknya harga cabai rawit hampir seluruh wilayah di Indonesia dikarenakan pasokan ke pasar menurun. Hal ini akibat kondisi cuaca di Jabar sering berubah tidak menentu bahkan cenderung ekstrim.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Holtikultura Hendy Jatnika mengatakan, kondisi ini diprediksi akan berlangsung beberapa bulan ke depan. Meski demikian, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menekan harga cabai di pasaran yang selalu bergejolak.

”Salah satunya adalah kita menyosialisasikan gerakan tanam cabai di rumah-rumah,” jelas Hendy ketika ditemui disentra produksi Cabai di daerah Lembang, kemarin (10/1)

Selain itu, dengan cara ini diharapkan ke depan harga cabai kembali harganya bisa turun dengan peningkatan penanaman cabai diskala rumah tangga. Sebab untuk menanam cabai ini tidak membutuhkan waktu lama.

Hendy menyebutkan, areal tanam untuk produksi hingga Maret mendatang masih mencukupi kebutuhan. Sejak Oktober 2016 lalu, petani di Jawa Barat telah menanam hingga 1.800-an hektar.

Selain itu, pada Oktober, areal lahan cabai rawit di Jawa Barat mencapai 1.126 hektar. Sementara November dan Desember masing-masing 620 hektar dan 115 hektar.

Jumlah ini dikatakannya dapat memghasilkan kebutuhan masyarakat hingga Maret. Hendy memprediksi panen Januari mencapai 12.515 ton, Februari 803 ton serta Maret 12.393 ton.

”Melihat pola konsumsi cabai masyarakat Jawa Barat Perkapita pertahun 101,26 kilogram. Dikali jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai 46 juta maka jumlah itu akan masih menutupi,” tuturnya.

Melihat produksi pada 2016, dia menyebut memang ada penurunan. Selama 2016 tercatat, produksi cabai rawit mencapai 108.895 ton dari 7.648 hektar areal lahan. Sementara pada 2015 mencapai 112.634 ton dari 10.131 hektar lahan di seluruh Jawa Barat.

Namun untuk kebutuhan konsumsi di luar rumah tangga yang oleh pihaknya menjadi perhatian khusus. Mengingat maraknya industri kuliner olahan yang menggunakan bumbu cabai.

Disinggung soal harga, dia mengaku lonjakan harga cabai sangat dipengaruhi kondisi di daerah lain juga. Ketika suatu provinsi bergejolak maka daerah lain juga terkena dampak walaupun sebagai pemasok. ”Tapi memang kalau suplai di satu provinsi bergejolak akan merembet ke provinsi lain. Kita tidak bicara harga lokal tapi harga nasional. Karena acuan harga banyak dari Pasar Induk yang pasokannya dari mana-mana. Makanya kita kena juga,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan