TB HIV Masih Mengancam

jabarekspres.com, SUBANG– Tuberkolosis (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan global meupun nasional. Menurut Survey Prevalensi TB tahun 2014 dan WHO di 2015, Indonesia menduduki peringkat kedua terbesar di dunia untuk pengidap TB setelah India yang berada di urutan pertama.

Kabid P2PL & PL Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Subang, dr Hj Indriati Oetama memaparkan, untuk mengeliminasi kasus TB memerlukan komitmen kuat dari seluruh stakeholder dan masyarakat. Tentunya dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang cukup.
“Tanpa pengobatan selama lima tahun, 50 persen penderita TB akan mati. Sisanya 25 persen menjadi kasus kronik yang tetap menular, dan 25 persen sembuh karena daya tahan tubuh tinggi. Maka jika menemukan warga yang batuk terus menerus selama dua minggu, langsung bawa ke Puskesmas untuk di cek,” ungkapnya.

Selain itu, TB juga dikaitkan dengan penyebaran virus lainnya seperti HIV. Dirinya mengungkapkan, ada beberapa alasan mengapa TB erat kaitannya dengan HIV. Salahsatunya adalah penurunan sistem imun dalam tubuh yang mengakibatkan kedua virus tersebut bisa muncul bersamaan.
“Bisa saja penderita TB yang tak kunjung sembuh sebagai indikasi mengidap HIV, atau pengidap HIV yang imunitasnya turun akhirnya terserang TB. Maka pengidap TB harus periksa HIV maupun sebaliknya,” jelasnya.

Selain itu, Koordinator Program Community TB-HIV Care Aisyiyah Subang, Irfan HQ mengungkapkan kasus TB bisa sangat merugikan negara. Pasalnya, biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan tidak sedikit.

Menurutnya, TB paru menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian negara karena menghabiskan dana pengobatan yang cukup besar. Di negara maju biaya yang harus dikeluarkan sekitar Rp9,8 juta sampai Rp 19 juta lebih per dosis. Apalagi. di Indonesia, 60 persen penderita TB adalah penduduk miskin.
“Untuk itu, kita semua sebagai stakeholder harus bekerjasama dalam pemberantasan TB HIV. Misalkan Dinsos dan Baznas bisa membantu pembangunan Rutilahu dan ongkos antar pasien, BPJS meringankan biaya pasien, pemuka agama melakukan pendekatan rohani kepada para populasi kunci yang memiliki perilaku hidup menyimpang,” ujarnya dalam pertemuan koordinasi CSO dalam penanggulangan TB-HIV Kabupaten Subang, kemarin (25/8).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan