Tangan Dingin di Balik Profesor Kerudung Instan Rabbani

Rabbani hingga saat ini dikenal sebagai produ­sen kerudung instan di Indonesia. Siapa tangan dingin di balik ”profe­sor kerudung” itu ?


 

BIODATA NAMA : NIA KURNIA TTL : SUMEDANG, MARET 1969 SUAMI : AMRY GUNAWAN ANAK : ENAM ORANG PENDIDIKAN : FISIKA UNPAD
BIODATA


NAMA : NIA KURNIA

TTL : SUMEDANG, MARET 1969

SUAMI : AMRY GUNAWAN

ANAK : ENAM ORANG

PENDIDIKAN : FISIKA UNPAD

DIALAH Nia Kurnia. Perem­puan kelahiran Sumedang 14 Maret 1969 itu lebih suka be­rada di belakang layar. Bukan berarti diam. Langkahnya ter­kesan senyap namun meng­gema.

”Saya terlibat nyaris di semua bidang di Rabbani. Mulai dari merancang produk, sales, ma­najerial SDM hingga finance,” kata Nia kepada Jabar Ekspres, baru-baru ini.

Lantas bagaiman kerudung instan itu muncul? Istri Amry Gunawan itu menuturkan, se­bagai pemakai kerudung sejak 1987, dia kerap berpikir soal kesesuaian dan kebutuhan.

”Saat itu saya masuk kuliah sudah mengguna kerudung. Pola kerudung saat itu selalu segi empat dan tidak bisa lepas dari penitik. Pola seperti itu saya gunakan hingga lulus kuliah pada tahun 2000 lalu,” urainya.

Persoalan kemudian muncul ketika menikah dan punya anak. Sebagai sosok istri dan ibu pada umumnya, pekerjaan mulai banyak. Mengurus rumah, anak termasuk meneruskan pendidikan formal mau pun nonformal. ”Bahkan ikut mem­bantu ekonomi keluarga dengan membantu suami,” ucapnya.

”Terbayang, dengan kerudung besar dan pekerjaan seabreg akan seperti apa kerudungnya. ”Perlu kiranya hemat waktu dalam hal berdandan dan ber­pakaian,” sambungnya.

Pemikiran itu rupanya terus terbayang di benak lulusan Fi­sika Unpad tersebut. Dan ide itu semakin kuat setelah Nia pergi haji bersama suaminya pada 2002 lalu dengan modal pas-pasan. Di Masjidil Haram, dia melihat beranekaragam kerudung. Pada saat itu, kata dia, jamaah dari Indonesia masih menggunakan mukena. Atau versi kecilnya di sebut kerudung Malaya yang terbuat dari kain woven.

Sepulang haji, Nia mengaku, imajinasi mengenai kerudung model layak dikenakan sehari-hari itu terus terpikir. Terbuat dari kaos tapi terlihat sangat modis. ”Maka rilislah model pertama disebut Visto,” ung­kapnya. Dari modal seadanya, tanggapan konsumen terhadap Visto ternyata sangat besar. Dari produk si ”cikal” itu lantas lahirlah desain-desain lain. Di antaranya Innova, Altis, Kari­mun, Escudo, Brio, Altima dan ratusan model lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan