Susi Tewas demi Nama

jabarekspres.com, BANDUNG – Susi Nuraeni, 16, siswi SMK Pasundan 1 Banjaran, Kabupaten Bandung, tewas tenggelam saat melaksanakan pengambilan tanda pangkat siswa Saka Bahari Pramuka di Situ Cileunca Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Minggu (23/4) lalu. Korban diduga melewati proses diklat tanpa persiapan dan pengawasan dari panitia.

Menurut informasi, Susi diketahui pergi dari rumah sejak Jumat (21/4) pagi, untuk mengikuti kegiatan Saka Bahari di Situ Cileunca.

susi-grafis -

Rombongan sebanyak 29 orang tersebut dipimpin oleh Ingka Priatna, 20. Berdasarkan keterangan, kegiatan tersebut tidak ada pemberitahuan ke­pada pihak kepolisian atau muspika setempat.

Kapolsek Pangalengan Kompol Yana Setiana membenarkan, peserta calon Saka Ba­hari dinyatakan hilang di Agro Wisata Situ Cileunca sejak Minggu (24/4) sekitar pukul 10.00. Dia menegaskan, pihak Kepolisian beserta Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) MTB dan masyarakat sekitar melakukan pencarian korban di Situ tersebut.

Menurut Yana, pada Jumat (21/4) sekitar pukul 12.00, rom­bongan Pramuka dari SMK Pasundan 1 yang dipimpin oleh Ingka Priatna, 20, datang ke Agro Wisata Situ Cileunca untuk mengadakan kemping diklat. Isi kegiatan, kata dia, pemberian materi dan praktik Saka Bahari.

Jelang kegiatan, Minggu se­kitar pukul 09.00, panitia itu, melakukan kegiatan pengam­bilan nama peserta yang di­simpan di atas permukaan air Situ Cileunca. ”Para peserta harus mengambil nama masing-masing dengan cara berjalan ke dalam air tanpa pelampung,” kata Yana di Mapolsek Panga­lengan, kemarin (25/4).

Lebih lanjut lagi, Yana men­jelaskan, pada saat kegiatan pengambilan nama itu, pa­nitia mendengar teriakan peserta perempuan. Para panitia melakukan evakuasi peserta dari dalam air dan kemudian mengumpulkannya.

Namun, katanya, setelah dilakukan penecekan, satu orang peserta hilang. Padahal peserta sebanyak 29 orang, namun menjadi 28 orang.

”Sekira pukul 18.30, korban ditemukan dalam keadaan tewas. Itu pun pencarian di­bantu warga dengan meng­gunakan alat pengail kawat dan korban langsung dibawa ke Puskesmas Pangalengan, untuk dilakukan identifikasi oleh inafis Polres Bandung,” jelasnya.

Yana mengungkapkan, hingga saat ini, pihaknya ma­sih melakukan pemeriksaan terhadap panitia dan saksi-saksi yang mengikuti kegia­tan tersebut. Sementara itu, korban sudah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan. ”Namun pihak keluarga kor­ban menolak untuk dilakukan outopsi,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan