Suka Duka Dokter Paliatif Mendampingi Pasien Kanker Kronis

Sebab, tak jarang pula, pasien Maria bisa hidup jauh lebih lama dari vonis dokter. Maria menyebutnya kondisi di luar nalar dan bukan lagi kuasa dokter.

Dia menampik bila itu terjadi berkat kehebatan tangannya. Menurut dia, itu usaha semua pihak. Terutama pasien dan keluarga. Terlebih kehendak Tuhan.

Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengungkapkan, dalam mengobati pasien, ada beberapa hal yang tak boleh dilewatkan. Pertama, statement pasien dan achievement untuk pasien. Pernah suatu hari, kata dia, pasiennya bertanya, ”Dok, kapan ya tanggal 24?” ”Saya jawab, kenapa memang, Bu? Nanti tanggal itu saya dijemput suami. Benar saja, beliau meninggal pada tanggal tersebut,” tutur alumnus Flinders University, South Australia, itu.

Sementara itu, achievement digunakan sebagai salah satu strategi untuk mendongkrak semangat pasien. Itu pun tak perlu mahal, cukup melalui pujian terhadap capaian dan semangat mereka.

Jalan mengabdi Maria ternyata tak mudah. Dia harus mengesampingkan kehidupan pribadi. Dengan berat hati, dia harus berpisah dengan suami yang bertugas di luar negeri.

Mengabdi di Kementerian Luar Negeri membuat A. Firman Soepalal, suami Maria, banyak tugas di luar negeri. Awalnya Maria selalu ikut ke mana pun suami bertugas. Sampai suatu hari, sang suami minta dia pulang ke Indonesia. ”Suami saya bilang, ’Kamu paling dibutuhkan di Indonesia. Kalau ikut aku, kamu akan terus jadi volunter. Lalu kapan kamu punya waktu untuk berbakti kepada bangsamu sendiri?’” kenangnya.

Maria langsung trenyuh. Akhirnya, pada 2010, ibu dua anak itu kembali ke Indonesia dan mulai membantu masyarakat yang membutuhkan. Dia bertekad akan selalu memberikan yang terbaik sehingga pasien-pasiennya bisa mencapai quality of life. Dengan harapan bisa memperpanjang harapan hidup mereka. (*/nw/rie)

Tinggalkan Balasan