Solahen, Jadi Solusi Listrik Daerah Terpencil

Saat ini, Lipo tengah menjalankan pemasangan Solahen di lima desa di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Sebanyak 218 unit rumah di 5 Desa tersebut dipasangkan Solahen. Lipo menjelaskan, biaya instalasi Solahen di 5 desa tersebut murni mengandalkan anggaran dana desa (ADD).

Di lima desa tersebut, Solahen dipasangkan terdiri atas tiga unit, berkekuatan 20 watt pico (wp), 50 wp, dan 100 wp. Untuk solar panel berkekuatan 50 wp dan 100 wp, daya listrik yang dihasilkan bisa untuk konsumsi televisi.

Tidak mudah untuk memasangkan Solahen di lima desa tersebut. Lipo bercerita, lima desa tersebut berada jauh di tengah hutan perbatasan Indonesia-Malaysia, dengan menyusuri jalan setapak terjal. Di beberapa lokasi, perjalanan harus ditempuh dengan menyusuri sungai menggunakan perahu warga.

Meski sangat sulit, perjuangan mereka berbuah kebahagiaan warga. Segenap warga desa akhirnya bisa merasakan terangnya lampu di dalam rumah. Kondisi yang selama ini masih menjadi mimpi bertahun-tahun bagi warga.

Aksi ini merupakan upaya yang diwujudkan Lipo dan kawan-kawan dalam memberikan solusi ketersediaan listrik di wilayah terpencil. Dibandingkan aksi kritik ke pemerintah melalui demo-demo jalanan, Lipo lebih memilih melakukan kerja nyata dengan cara memberikan Solahen gratis kepada masyarakat terpencil.

Target Solahen sederhana, dapat menjangkau wilayah-wilayah yang belum teraliri listrik. Untuk itu, Lipo dan tim berusaha untuk mendapatkan hibah atau dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk melanjutkan program Solahen ke wilayah-wilayah selanjutnya. Selama ini, mereka hanya mengandalkan dana-dana anggaran desa.

Saat ini pihaknya tengah mengejar untuk mendapatkan hibah program sosial dari Kedutaan Besar Australia. Jika berhasil, hibah tersebut akan digunakan untuk pemasangan Solahen bagi 66 kepala keluarga di Desa Mekarjaya, lokasi yang pernah ditempatinya selama KKNM.

Lebih lanjut mahasiswa tingkat akhir tersebut menjelaskan, dana yang didapat oleh tim bukan hanya sekadar dikeluarkan untuk program instalasi saja. Tetapi, ada sebagian dana yang dimasukkan ke dalam kas sebagai modal untuk pemasangan di wilayah selanjutnya.

Mereka pun mengaku, ilmu yang didapat di prodi Manajemen FEB Unpad sangat bermanfaat bagi pengelolaan proyek mereka. Mereka pun berharap, program Solahen ini dapat terus dijalankan dan diregenerasikan kepada adik kelas mereka.

Tinggalkan Balasan