SN Hendak Lobi Jokowi

jabarekspres.com, JAKARTA – Penahanan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi akhir “pelarian” Ketua DPR Setya Novanto (Setnov). Strategi itu secara tidak langsung mengunci pergerakan Setnov yang dikenal licin. Namun, diluar keberhasilan KPK itu, pelarian Setnov dari upaya penangkapan pada Rabu (15/11) malam tetap harus diusut. Termasuk pihak-pihak yang membantunya.

Bahwa Setnov diajak keluar rumah oleh seorang tamu misterius pada pukul 18.30 Rabu (15/11) menjadi informasi terakhir tentang keberadaan orang nomor satu di parlemen tersebut. Penyidik KPK yang dikawal personel Brimob pun gagal menjemput Setnov di rumah pribadinya di Jalan Wijaya XIII Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada pukul 21.40.

Saat itulah, Setnov dikabarkan ”menghilang”. Nyaris tidak ada satu pun informasi yang valid terkait keberadaan Setnov dari sejak malam itu hingga Kamis (16/11) pukul 18.00 atau ketika suami Deisti Astriani Tagor tersebut dikabarkan mengalami insiden kecelakaan Toyota Fortuner B 1723 ZLO di Jalan Permata Berlian, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Di hari yang sama sebelum insiden terjadi, Jawa Pos sejatinya mendapat informasi terkait keberadaan Setnov. Informasi pada pukul 16.20 itu menyebutkan bahwa Setnov bakal menyerahkan diri ke KPK pada malam harinya. Namun, penyerahan diri itu akhirnya kandas seiring terjadinya insiden kecelakaan lalu lintas (lakalantas) Fortuner yang dikendarai Setnov.

Bukan hanya informasi itu saja yang diperoleh Jawa Pos. Sumber tersebut juga membeberkan posisi Setnov pada Kamis pagi dan siang. Kala itu, Setnov diduga berupaya menemui Presiden Joko Widodo yang waktu itu berada di Istana Bogor. Sembari menunggu kepastian jadwal dari Jokowi, Setnov ditengarai seliweran di area ring 1 orang nomor satu di pemerintahan tersebut. ”Iya benar (Setnov ingin bertemu Presiden, Red),” ujar sumber di lingkungan KPK.

Informasi tersebut dikuatkan koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman. Boyamin juga mendapat informasi bahwa Setnov berusaha menghadap presiden. Pada pagi, keinginan itu disampaikan ke presiden. Hanya, presiden menolak secara halus dengan meminta Setnov untuk kembali ke Istana pada siang.

Nah, saat siang, Setnov kembali berada di sekitaran Istana dengan harapan bisa bertemu presiden. Namun, Jokowi kembali menolak permintaan itu dengan alasan hendak memimpin rapat terbatas (ratas). Di saat bersamaan Jokowi didampingi Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla memang diagendakan memimpin ratas mengenai pendidikan vokasi di Istana Bogor, Jawa Barat siang itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan