Sertifikasi Pemandu Wisata Terbatas

jabarekspres.com, COBLONG – Destinasi wisata di Jawa Barat terus bertambah. Untuk menarik kunjungan wisatawan luar kota bahkan luar negeri, diperlukan pemandu wisata.

Namun, perkembangkan destinasi wisata tidak diimbangi dengan ketersediaan pemandunya. Hal ini mengakibatkan Jawa Barat membutuhkan pemandu wisata yang memiliki sertifikasi. Apalagi keberadaan pemandu wisata masih terbatas karena masih berdomisili di sekitar wilayah destinasi wisata.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Ida Hernida mengatakan, dengan perkembangan destinasi wisata yang semakin mutakhir diperlukan sertifikasi pemandu wisata. Mereka harus lebih prefesional, sehingga bisa meningatkan pelayanan kepada para wisatawan yang datang.

Menurutnya, kebutuhan pemandu wisata profesional saat ini memang cukup mendesak. Namun hal itu terbentur dengan masalah dana, sehingga sertifikasi belum berjalan optimal.

Ida mengungkapkan, saat ini, anggaran yang tersedia hanya cukup untuk menyertifikasi sekitar 100 orang saja. Hal ini tentu saja sangat tidak cukup, mengingat jumlah destinasi wisata di Jawa Barat cukup banyak.

”Karena saat ini, di provinsi juga ada alih kelola SMA dan SMK. Jadi memang ada program yang diprioritaskan dan tidak,” kata Ida kepada wartawan kemamrin (28/4).

Maka dari itu, untuk mengatasi keterbatasan tersebut pihaknya telah melakukan koordinasi dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Jawa Barat untuk menganggarkan dana sertifikasi bagi para pemandu wisata tradisional.

”Kalau satu kabupaten/kota bisa memberikan sertifikasi untuk 50 orang, maka dalam setahun akan ada 1.350 orang pemandu wisata yang berpredikat profesional. Ini tentu sangat membantu guna pertumbuhan wisata di Jabar,” tegas Ida.

Sementara Kepala Balai Pengembangan Kemitraan, SDM Pariwisata, dan Kebudayaan Disparbud Jabar Rusyandi memaparkan, gencarnya pengembangan dunia pariwisata seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan sumber daya manusia.

Untuk itu, para pemandu wisata tradisional tetap harus meningkatkan kemampuannya dalam memandu wisatawan walaupun belum memiliki sertifikat.

”Kemampuan yang dimaksud adalah bukan hanya sebatas mengoordinasi tetapi juga sebagai pelaksana,” jelasnya.

Rusyandi menambahkan, agar para pemandu wisata dapat mengungkapkan secara gamblang potensi-potensi yang dimiliki masing-masing daerahnya.

Sebab salah satu faktor kurangnya mengungkap potensi wisata karena berkenaan dengan SDM. ”Kalau SDMnya bagus pasti tamu akan merasa puas dan pasti mereka akan kembali untuk datang ke lokasi wisata tersebut,” pungkasnya. (dn/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan