Sempat Bawa Heli ke Kampung Halaman

jabarekspres.com, CIREBON – Bagi masyarakat Cirebon, kiprah Mayor Laut (P) Anumerta Ii Solihin semasa hidup mungkin jarang terdengar. Namanya baru dikenal setelah menjadi korban kecelakan heli Dolphin saat bertugas mengevakuasi musibah meletusnya kawah sileri di Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Jenazahnya, Senin (3/7) dikebumikan di samping pusara ibunya, Basiri, di TPU Ki Buyut Sentana Desa Pangkalan Kecamatan Plered.

Lebaran tahun ini, menjadi pertemuan terakhir Mayor Laut (P) Anumerta Ii Solihin dengan keluarganya. Saat itu, di tengah kesibukannya bertugas memantau arus mudik dan balik. Almarhum menyempatkan mudik ke kampung halaman di RT 9 RW 3 Desa Pangkalan Kecamatan Plered, selama tiga hari. Tak ada pertanda apapun, jika kemudian anak pertama dari tiga bersaudara itu seminggu kemudian pulang ke peristirahatan terakhir. Almarhum pun meninggalkan istri, Rizki Nanda Pratiwi, wanita asal Surabaya yang dipersunting bulan Januari lalu. Dia kini tengah hamil empat bulan.

Keluarga korban merasakan kehilangan, terutama ayahnya, Rali, 54, yang shock berat. Sementara ibu almarhum sendiri, Basiri sudah meninggal terlebih dahulu. ”Mohon maaf bapak gak bisa ditemui, masih shock,” ucap Suwadi, paman korban yang mewakili keluarga.

Pihak keluarga awalnya mengetahui kabar duka dari media masa. Lalu diperkuat kabar dari istrinya, Rizki Nanda Pratiwi dan adiknya yang dinas di Surabaya, Lettu Andi Maulana. ”Gak ada tanda-tanda sama sekali kalau mau ninggalin kami,” ucapnya.

Hanya saja, saat pulang mudik Lebaran kemarin. Ii-panggilan akrabnya- tak seperti biasanya, mengobrol lama dan meminta doa kepada seluruh keluarga. ”Biasanya cuma sebentar salam-salaman, tapi pas Lebaran kemarin semua keluarga didatangi, ngobrol lama, dan minta didoakan,” tambah sepupuh korban, Saniah, 39. Kemudian, almarhum kembali ke Surabaya, pada hari Minggu sore (25/6), saat hari lebaran.

Sehari-hari, almarhum bertugas di skuadron 400 Lanud Juanda yang bertugas melaksanakan peperangan anti kapal selam. Karena keahliannya dalam hal penerbangan, almarhum kerap ditugaskan menjadi pilot dan co-pilot terutama menerbangkan helikopter. Tugas terakhirnya saat memantau arus mudik dan balik, dan juga evakuasi Dieng.

Paman korban, Suwandi mengenang sosok almarhum sebagai seorang yang baik dan memiliki cita-cita tinggi. Dia pernah dimintai pendapat saat almarhum mengambil pendidikan sekolah penerbangan tahun 2011. Sesuatu yang bukan bidang keahliannya. Suwandi saat itu mengaku tidak setuju dengan keputusan adiknya itu.

Tinggalkan Balasan