Sampah Menumpuk di Mekarsari

jabarekspres.com, NGAMPRAH – Pasca libur Lebaran, volume sampah di Kabupaten Bandung Barat meningkat 20 persen. Bahkan, sejumlah sampah dapat ditemui di pinggiran jalan Desa Mekarsari Kecamatan Ngamprah akibat terlambat diangkut petugas kebersihan. “Saya lihat sampah yang di simpan di pinggir jalan ini cukup mengganggu pengendara yang lewat. Selain pemandangan yang kurang bagus, sampah ini juga mengganggu kesehatan bagi yang lewat,” kata Dedi Wijaya,32, ditemui di Ngamprah, kemarin.

Terpisah, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup KBB Apit Akhmad membenarkan, bila sampah-sampah tersebut belum diangkut lantaran memiliki jadwal. Bahkan, pasca-Lebaran ini ada keterlambatan pengangkutan sampah oleh petugas. Menurut dia, 10 persen sampah belum terangkut seusai Lebaran kemarin.

Hal itu di antaranya disebabkan jumlah personel pengangkut sampah yang belum lengkap pascalibur Lebaran. “Kami beri waktu libur dua hari bagi petugas pada Lebaran kemarin. Namun, sekarang belum semuanya masuk. Jadi, sampah terlambat diangkut,” ujarnya.

Selain itu, pengangkutan sampah juga terkendala kondisi lalu lintas yang padat menuju TPA Sarimukti di Cipatat. Dengan demikian, pengangkutan sampah juga berkurang. Namun, dia memastikan pekan ini sejumlah sampah di pinggir jalan tersebut akan diangkut petugas. Menurut dia, pengangkutan sampah di pinggir jalan tersebut sudah dijadwalkan, yakni minimal sekali dalam sepekan.

Apit mengungkapkan, keberadaan sampah di pinggir jalan tersebut disebabkan minimnya tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Akibatnya, petugas dan masyarakat menyepakati sampah dibuang sementara ke pinggir jalan untuk memudahkan pengangkutan oleh petugas. “Sebab, armada kebersihan sulit menjangkau gang-gang permukiman warga, sehingga solusinya sampah dibuang dulu ke pinggir jalan agar bisa langsung diangkut petugas,” katanya.

Saat ini, dia menuturkan, belum semua sampah di KBB bisa dilayani petugas pengangkutan. Dari 16 kecamatan, pelayanan baru menjangkau 10 kecamatan dengan total 581 titik. “Pengangkutan sampah di wilayah selatan (Cililin, Cipongkor, Gununghalu, Rongga) banyak yang belum terlayani. Masyarakat di sana lebih memilih mengelola sampah secara mandiri,” katanya.

Secara keseluruhan, volume sampah di KBB yang masuk wilayah pelayanan petugas yaitu sekitar 300 ton per hari. Namun, pengangkutan sampah pun baru terpenuhi setengahnya. Hal itu di antaranya disebabkan tak sebandingnya volume sampah dengan petugas dan armada pengangkut. “Mudah-mudahan ke depan pengangkutan sampah bisa lebih maksimal. Termasuk harapannya ke depan ditambah personel dan armada sampah,” pungkasnya. (drx/bun)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan