Risiko Bencana di Cimahi Tinggi

jabarekspres.com, CIMAHI– Cimahi merupakan salah satu kota yang termasuk dengan angka resiko tinggi bencana yang disebabkan oleh banjir yang kerap terjadi di daerah Cimahi Selatan.

Hal itu dikatakan Deputi logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Rudi Phadmanto di sela-sela pelaksanaan kegiatan sosialisasi Penerapan Rancang Bangun Tahan Bencana (PRBTB), di Pandiga, Jalan Sirnarasa, Kota Cimahi, kemarin (10/2).

Menurut Rudi, berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan BNPB di setiap daerah, dapat dijadikan bahan bagi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan mitigasi atau kewaspadaan dalam menghadapi bencana.

“Bencana tidak pernah bisa diduga, makanya dari awal harus sudah terindetifikasi dan di informasikan kepada masyarakat agar bisa menghindari bencana itu semua,” ujarnya.

Dia menjelaskan, sebaiknya masyarakat diberikan pengenalan mengenai manajemen penanggulangan bencana. Sebab dengan mengetahui hal tersebut masyarakat akan memiliki kesadaran terhadap pencegahan dan penanggulangannya.

“Cimahi termasuk sedang, tapi angkanya resiko bencananya cukup tinggi,” jelasnya.

Selain bencana banjir di Cimahi Selatan, Kota Cimahi pun mempunyai wilayah Cimahi Utara dimana daerah tersebut masuk ke dalam wilayah yang beresiko gempa cukup tinggi. Sehingga di wilayah tersebut sebaiknya masyarakat membangun tempat tinggalnya dengan menggunakan model rumah yang diusulkan oleh Kementrian PUPR.

Sementara itu Kepala Seksi Layanan Balai Litbang Tata Bangunan dan Lingkungan, Kementrian PUPR, Muhajirin mengatakan, rumah instan sederhana sehat (Rihsa) dapat menjadi solusi untuk rumah di daerah rawan bencana. Sehingga ia berharap BPBD Kota Cimahi kedepan harus menyediakan stok rumah Risha ini sebagai bantuan kepada yang terkena bencana.

“Rihsa ini tahan gempa dan sudah melalui uji di labolatorium kontruksi struktur di pusdikbang pemukiman, ketahanannya bisa menahan getaran sampai delapan skala rikhter,” katanya.

Dijelaskannya, untuk sementara pemerintah hanya membantu pasca bencana saja. Tetapi bagi masyarakat yang ingin membangun rumah bisa menggunakan tekhnologi ini, karena perbedaan Risha dengan rumah biasa hanya pada stuktur bangunannya saja dan bisa dikerjakan oleh siapapun meskipun untuk pengerjaanya si pekerja harus melalui pelatihan dulu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan