Riefky Sutedja, Sutradara Film Dokumenter Terbaik Motorcycle Film Festival

Pesan solidaritas anak-anak motor membantu mendokumentasikan seorang legenda balap melalui film pendek berjudul Ride on United. Tak disangka, film dokumenter itu meraih dua penghargaan dalam Motorcycle Film Festival 2016 di New York.

TRI MUJOKO BAYUAJI, Jakarta

PRODUSER sekaligus sutradara film Ride on United Riefky Sutedja menilai kemenangan yang diperoleh di Brooklyn, New York, 14-17 September 2016, itu bukanlah kemenangan dirinya semata. ”Ini kemenangan anak-anak motor Indonesia,” kata Kiki, panggilan Riefky, saat ditemui dalam acara Gentleman’s Pact di Kemang, Jakarta, Minggu lalu (5/2).

Kiki bercerita, Ride on United merupakan film kampanye sosial Ulah Adigung Project Sosok di balik Ulah Adigung Project adalah Heret Frasthio, sahabat Kiki yang sama-sama menyukai dunia motor. Film tersebut merupakan perjalanan gabungan para pelaku komunitas motor untuk membantu Tjetjep Heryana, legenda balap motor Indonesia dekade 1954-1974. ”Gagasan film ini dari Heret, yang meminta saya mendokumentasikan kampanye sosial anak-anak motor,” kata Kiki.

Di kalangan pembalap motor nasional, nama Tjetjep melegenda. Salah satu prestasinya ialah menjadi juara GP Makau pada 1970. Sayang, pada 1974 Tjetjep harus pensiun dini setelah kaki kanannya lumpuh karena akumulasi kecelakaan yang dia alami.

Kiki menyatakan, saat Tjetjep menginjak usia 76 tahun, ketika itulah kampanye Ulah Adigung dimulai. Kondisi Tjetjep sangat memprihatinkan. Dia sudah tidak bisa berjalan. Kedua kakinya mengalami disfungsi. Hal itulah yang membuat berbagai komunitas motor tergerak bersama-sama untuk membantu sang legenda balap tersebut.

”Dalam bahasa Sunda, Ulah Adigung berarti imbauan jangan sombong. Karena itu, di proyek ini kami menyuarakan kebersamaan. Tidak ada perbedaan, tidak ada geng-gengan, tidak ada cc besar atau kecil, tidak suka ugal-ugalan, dan yang penting kami suka motor kustom,” papar Kiki.

Kebersamaan itulah yang menjadi prinsip dasar film Ride on United. Kiki menjelaskan, testimoni Omar Nasution, salah seorang biker motor kustom, mengawali cerita film tersebut. Omar mengajak sejumlah komunitas motor membantu Tjetjep. Mereka lalu bersepakat membantu Tjetjep dengan memberikan kursi roda. Namun bukan kursi roda biasa, melainkan kursi roda yang sudah dikustom agar senapas dengan sosok Tjetjep sebagai legenda balap motor.

Tinggalkan Balasan