Renard Ichtus Hernando, Hampir 2 Meter di Usia 14 Tahun

Bukan cuma Renard Ichtus Hernando, sang kakak, mama, dan papanya juga bertinggi badan di atas rata-rata. Tiap pulang sekolah, harus cari angkot kosong agar bisa duduk di samping sopir.

M. HILMI SETIAWAN, Tangerang


DEWIE Kristianti masih ingat betul bagaimana ”ritual” sang anak, Renard Ichtus Hernando, tiap kali keluar masuk rumah mereka yang dulu. Selalu menunduk sedikit.

Begitu pula ketika akan keluar masuk kamar. ”Maklum, rumah kami dulu model lama. Kusennya rendah-rendah,” kata Dewie.

Padahal, postur Renard demikian menjulang di umur yang masih sangat belia. Sangat jauh di atas tinggi rata-rata orang Indonesia.

Di usianya yang baru 14 tahun sekarang, tinggi siswa kelas I SMAN 18 Tangerang itu sudah 195 sentimeter. Hampir pasti ketika lulus SMA kelak, tinggi Renard bakal lebih dari 2 meter.

Tapi, berkunjung ke kediamannya yang sekarang di Perumahan Citra Raya, Cikupa, tak mengagetkan bila Renard bisa sedemikian tinggi. Sebab, dia memang berasal dari keluarga yang tinggi badannya di atas rata-rata orang Indonesia.

Sang kakak, Pascal Aldwin Hernando, mahasiswa semester I, berpostur 190 sentimeter. Papanya, Calvin, 182 cm. Padahal, Lembaga Penelitian UGM pada 2001 melansir bahwa rerata tinggi laki-laki Indonesia 160-170 sentimeter.

Sedangkan Dewie, sang ibu yang sehari-hari menjabat wakil kepala SMA Citra Berkat di kompleks perumahan yang sama, bertinggi badan 170 sentimeter. Untuk ukuran perempuan Indonesia pada umumnya, tinggi Dewie tergolong di atas rata-rata. Sebagai perbandingan, kaum hawa yang ingin mendaftar TNI saja minimal bertinggi 160 sentimeter.

”Kalau kakaknya mungkin sudah mentok karena sudah melewati masa pubertas. Tapi, kalau Renard masih bisa lebih tinggi lagi,” kata Dewi yang mendampingi Renard selama wawancara pada Rabu malam (26/7).

Tanda-tanda tingginya postur para penghuni rumah yang masuk wilayah Kabupaten Tangerang itu juga sudah terdeteksi dari teras. Di rak tampak empat pasang sepatu yang ukurannya besar-besar. Kusen pintu rumah yang hanya berbeda klaster dari rumah lama keluarga tersebut juga tinggi. Mencapai 2,20 meter.

Kalau di rumahnya yang sekarang Renard tertolong kusen yang tinggi tersebut, tidak demikian halnya di sekolah yang tinggi kusennya tak sampai 2 meter. Jadilah dia harus melakoni ritual seperti di rumah lama dulu: harus menunduk saat masuk dan keluar kelas. ”Tapi, nggak ada masalah kok. Saya enjoy di sekolah,” katanya.

Tinggalkan Balasan