Puluhan Siswa UTS di Pengungsian

bandungekspres.co.id, Bandung – Puluhan Siswa Sekolah Dasar Neger (SDN) Dayeuhkolot 07, Kabupaten Bandung, melaksanakan Ujian Tengah Semester II (UTS) di tempat pengungsian. Sebab, selama sepekan sekolah mereka terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum.

Salah satu guru SDN Dayeuhkolot 07, Wati Rohmawati Ningsih, 34, berharap para siswa bisa melaksanakan ujian mereka dengan baik. Meski tidak nyaman saat mengisi soal. Sebab, di tempat tempat pengungsian tak ada meja atau kursi.

”Mereka menulis dalam kondisi berdesak-desakan,” ungkap Wati kepada Jabar Ekspres, kemarin (6/3).

Dia mengatakan, kondisi di pengungsian juga serba tak mendukung. Sebab, atap-atapnya pada sudah mulai lapuk sehingga sangat khawatir para siswa tertimpa.

”Saat ini memakai tempat pengungsian dua rumah, yaitu rumah warga dan rumah salah seorang guru,” ucapnya.

Wati mengungkapkan, KBM di Soreang rata-rata memang terganggu. Apalagi siswa kelas 6. Mereka seharusnya mengikuti pelatihan untuk persiapan Ujian Nasional (unas). Namun, karena sekolahnya terendam banjir, akhirnya siswa telah diberikan materi pelatihan tersebut untuk dikerjakan di rumah masing-masing.

”Beberapa siswa juga terlambat mendapatkan modul pelatihan karena tidak bisa mengakses ke sekolah. Padahal bulan April siswa kelas 6 harus mengikuti ujian praktik,” ujarnya.

Kemungkinan besar UTS Selasa (7/3) masih dilaksanakan di tempat pengungsian. Meski pun, para orangtua, warga dan anggota Koramil 0908/Dayeuhkolot telah membantu membersihkan lumpur di dihalaman sekolah maupun di dalam ruangan.

”Tapi kursi-kursi belum sempat dibersihkan, jadi kemungkinan besar besok (hari ini, Red) para siswa masih melaksanakan uts di tempat pengungsian,” ucapnya.

Sementara itu, Danrami 0908/Dayeuhkolot Kapten Arm Momon mengaku, menurunkan sepuluh personel untuk membantu membersihkan endapan lumpur di halaman sekolah maupun di dalam ruangan kelas.

”Terlepas dari seragam kami (anggota Koramil, Red), kami ini orangtua. Tentu kami berharap kegiatan belajar mengajar tidak terganggu,” tutur Momon.

”Kami ingin anak-anak tetap bisa sekolah. Kami usahakan sesegera mungkin ruang kelas bersih kembali agar bisa dipakai ujian,” sambungnya. (yul/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan