Posyandu Wijayakusumah Punya 15 Inovasi

Ketua Posyandu Wijayakusumah Imas Masriah mengatakan, dalam setahun pihaknya juga melaksanakan program lain di luar urusan bayi dan balita. Seperti pemantauan jentik nyamuk untuk mencegah penyakit demam berdarah. Ada pula tim Pos Patih, atau Pemantau Kebersihan, yang bertugas untuk berkeliling di sekitar RW untuk mengajari anak-anak agar membuang sampah pada tempatnya.

”Kami kerahkan kader di tiap RT agar setiap orang sadar akan pentingnya kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya,” tutur Imas.

Inovasi lainnya yang dilakukan Posyandu Wijayakusumah adalah program Dana Sehat. Program ini semacam dana asuransi kesehatan bagi warga. Dengan premi sebesar Rp 500 per jiwa, Posyandu ini telah memiliki dana kesehatan untuk masyarakat sebesar Rp 15,25 juta.

”Anggotanya saat ini sudah mencaai 80 persen dari jumlah penduduk,” imbuh Imas.

Sejalan dengan konsep smart city yang diusung pemerintah kota, Posyandu Wijayakusumah juga sudah terkoneksi dengan e-Posyandu. Program ini merupakan portal database kesehatan bayi dan balita se-Kota Bandung yang langsung terkoneksi ke Dinas Kesehatan.

”Jadi jika ada bayi atau balita yang menunjukkan tanda-tanda penurunan kualitas gizi, ada notifikasi ke Dinas Kesehatan agar segera diberikan penanganan,” jelas Imas.

Inovasi-inovasi tersebut diapresiasi oleh tim verifikasi dari pemerintah pusat. Ketua tim verifikasi Aam menilai bahwa Posyandu Wijayakusumah telah sejajar dengan Posyandu-posyandu terbaik di tingkat nasional.

”Tahun ini ada enam posyandu yang menjadi nominator Posyandu terbaik di tingkat nasional, yaitu Kota Bandung di Jawa Barat, Bandar Lampung di Provinsi Lampung, Samarinda di Kalimantan Timur, Mojokerto di Jawa Timur, Solok di Sumatera Barat, dan Pagar Alam di Sumatera Selatan,” katanya. (rls/fik)

Tinggalkan Balasan