Polisi: Suryo Sempat Sayat Tangan Sendiri

jabarekspres.com, CIANJUR – Kapolres Cianjur AKBP Arif Budiman memastikan, kematian Suryo Utomo, 30, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) karena bunuh diri. Namun, belum dipastikan alasan Suryo melakukan hal tersebut. ”Benar (meninggal akibat bunuh diri),” ujar dia saat dihubungi Jabar Ekspres melalui telepon seluler, kemarin (15/5).

Menurutnya, berdasarkan hasil autopsi yang dilakukan tim Forensik RSUD Sayang Cianjur, terdapat luka dan patah tulang pada beberapa bagian tubuh yang mengakibatkan ayah satu orang anak itu tewas.

Hasil autopsi itu, lanjut dia, menyebutkan pada bagian kepala ada luka terbuka tidak rata sampai dasar tulang kepala. Lalu, tulang iga 1,2,3, dan 4 pada bagian kiri patah. Patahan juga terdapat punggung kanan dan kiri, bagian paha kanan patah tertutup.

Termasuk ada resapan dar­ah di bagian kepala dan dada. Luka-luka tersebut diduga terjadi karena korban menjatuhkan diri ke area waduk Cirata. Fakta lain yang didapati tim forensik, korban juga diketahui sempat melakukan percobaan bunuh diri dengan cara menyayat tangan kiri.

”Selain itu, pada bagian tangan kiri, terdapat sayatan senjata tajam. Tepatnya pada sisi atas tangan,” katanya.

Ditanya tentang motif bunuh diri dosen muda yang baru beberapa tahun mengajar di ITB, Arif belum bisa menuturkan. ”Untuk motif masih ditelusuri,” katanya.

Diberitakan sebelumnya, Jasad Suryo Utomo dosen ITB yang dilaporkan hilang dite­mukan air waduk Cirata Blok Merta tepatnya di Kampung Jagabaya Desa Sindangsari, Kecamatan Ciranjang.

Dosen School of Bussines Management (SBM) ITB itu sempat dilaporkan hilang setelah mengantar ibunya ke Terminal Leuwi Panjang. Pi­hak kepolisian menemukan mobil Toyota Vios, warna silver dengan nomor polisi F 1031 DC, di sekitar Jembatan Cirata dengan kunci kontak tergantung. Setelah menco­cokan dengan laporan orang hilang, mobil tersebut diguna­kan Suryo Utomo sebelum dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

Pihak keluarga Suryo Utomo pada akhirnya mengakui jika jenazah yang ditemukan di sungai Cisokan tepatnya di Kampung Jayabaya Desa Sin­dangsari Kecamatan Ciranjang merupakan anggota keluar­ganya.

Keterangan itu diterima oleh pihak RSUD Sayang setelah pihak keluarga dari Dosen School of Bussines Management (SBM) ITB kembali datang ke instalasi pemulasaraan jenazah (IPJ) rumah sakit tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan