Pernak-pernik Imlek Laris, Lampion Polos Paling Diburu

bandungekspres.co.id, BANDUNG – Menjelang perayaan taun baru Tiongkok, warga etnis Tionghoa terus memburu pernak-pernik imlek. Lampion buatan Kota Bandung, menjadi barang yang paling banyak diminati.

”Kebanyakan yang dicari itu barang-barang yang bernuansa merah. Seperti lampion, yang paling laku itu yang polos buatan Bandung,” ujar pemilik salah satu kios di Jalan Cibadak, Nci, 62, kepada Bandung Ekspres kemarin (26/1).

Menurutnya, lampion yang polos buatan Kota Kembang ini bisa dipake tidak hanya dalam acara imlek saja. Berbeda dengan buatan Tiongkok, yang banyak hiasan naga didasar warna merahnya. ”Yang polos itu bisa dipake terus, dalam acara apa saja pasti dipake. Bisa dalam acara agustusan, mereka tinggal beli warna putihnya. Lestoran juga dia pake lampion yang polos. Kalau yang dari Tiongkok Cuma bisa dipake buat imlek saja,” imbuhnya.

Selain asesoris, dodol (kue keranjang) juga menjadi makanan yang paling banyak dicari menjelang perayaan hari raya umat Budha ini. ”Dodol itu udah menjadi ciri khas kita, setiap daerah pasti membuat dodol. Dodol itu melambangkan persatuan, dodol itu kan manis dan legit, itu menandakan agar kita tetap bersatu. Itu yang saya tau,” ujarnya.

Sedangkan menenurut pedagang lainnya, Wawa, 48, selain lampion dan ampau, ditokonya banyak pelanggan yang mencari barang-barang untuk menghias hadiah dan kue. ”Kalau di tempat saya, yang paling banyak dicari itu seperti dus, koper, dan tempat buat kue. Kalo dus itu biasanya buat menyimpan dan menghias hadiah. Karena pas Imlek itu kan sering tukar hadiah dengan sodara,” ungkapnya.

Lampion yang dijual di daerah tersebut memiliki kisaran harga antara Rp 85-150 ribu. Lampion yang cukup mahal dibandrol sekitar Rp 600 ribu. Produk lainnya yakni bunga sakura Rp 250-500 ribu, amplop angpao Rp 6-12 ribu (isi 4-6 amplop), gantungan petasan Rp 30-75 ribu.

”Sebanyak 50 persen penjualan produk Imlek berasal dari lampion. Ramainya penjualan biasanya akan terus berlangsung selama sekitar satu bulan, yakni pada sekitar dua pekan sebelum perayaan hingga dua pekan setelah perayaan,” ujar pedagang lainnya di daerah tersebut Ogi. (nawwar-job/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan