Pengangguran Terbuka Masih Tinggi

jabarekspres.com, BANDUNG – Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Kemenaker) meyebutkan angka pengangguran tingkat pendidikan menengah ke atas termasuk Sarjana masih cukup tinggi.

Menurut Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kerja Kemanker RI, Bambang Satrio Lelono, hal itu lantaran tidak jarang lulusan sarjana cenderung memilih pekerjaan karena menganggap memiliki kompetensi lebih tinggi.

Bambang menuturkan angkatan lulusan sarjana setiap tahunnya mencapai 750-800 ribu, sedangkan pengangguran 7 juta. Saat ini pengangguran tingkat berpendidikan menengah ke atas naik karena banyak memilih pekerjaan.

Dia mencontohkan sarjana dengan lulusan kompetensi bagus tapi bekerja melaksanakan pekerjaan SMA, biasanya tidak mau di ambil. ”Ada yang mau, ada juga yang nggak,” jelas Bambang usai melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Kemnaker RI, PT Tanjung Enim Lestari, dan Pemkab Muara Enim pd Hari Rabu di BBPLK Bandung, Jalan Gatot Subroto, kemarin (8/11).

Lanjut dia karena gengsi dan akhirnya mereka menganggur. Jika dilihat secara Nasional angka pengangguran 5,33 persen tapi pengangguran terbuka artinya penggangguran yang sama sekali tidak bekerja. ”Kepada lulusan angkatan kerja untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan bidang keilmuan akademis yang dipelajari. Sebab, saat ini banyak lapangan pekerjaan yang tersedia,” terang Bambang.

Selain itu, permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini adalah masih banyaknya sumber Daya Manusia (SDM). Pertama yang dipelajari dan dibutuhkan berbeda. Kedua under kulofat, dia lulusan sarjana tapi kemampuan tidak menunjukan sarjananya sehingga pekerjaan yang didapat berada di level bawah. “Kita harus bisa jeli melihat peluang kebutuhan pasar,” katanya.

Karena hal itu sebutnya, maka sudah seharusnya ada pembenahan di sistem pendidikan nasional secara menyeluruh dari berbagai institusi dan lembaga harus duduk bareng termasuk Kemendikbud, kemenaker dan kementerian lainnya yang berkaitan. ”Harus sama-sama merumuskan sehingga setiap pasar butuhkan, SDM kita siap,” terangnya.

Untuk memulai meningkatkan angka kompetisi di bidang industri khususnya, Pihaknya terus bebenah dalam hal pemberian pelatihan kerja. Sebut dia, jika mengandalkan dana pemerintah, tidak akan optimal sementara melatih pekerja juga untuk kepentingan industri yang berkontribusi mengembangkan SDM dan ekonomi nasional. ”Sehingga kita mencari dana-dana dari swasta untuk mendukung ini,” katanya.

Tinggalkan Balasan