Pendidikan Seks Sangat Mendesak

jabarekspres.com, BANDUNG – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan harus secepatnya menyusun proseduk pendidikan seks. Hal ini untuk menekan tingginya angka pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Insiden bunuh diri siswi kelas 2 SMP di Kota Bandung berinisial LS, 16, Selasa (28/3) harus dijadikan pelajaran sebagian orang masih memaksakan kehendak di luar batas. Diketahui, LS diduga mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran depresi dan malu kerena mendapat pelecehan seksual oleh oknum satpam berinisial J, 64, 14 Maret lalu.

Sementara itu, dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Dr Teddy Hidayat SPKJ berpendapat, trauma akibat pelecehan seksual sangat sulit dipulihkan. Korban rata-rata akan menghindar dari pergaulan masyarakat karena malu.

Menurut Teddy, untuk mencegah terjadinya kejadian serupa diperlukan pendidikan seks terhadap masyarakat. Namun, selama ini pendidikan seks dianggap tabu dan berkonotasi negatif.

”Pencegahan terhadap kejahatan seksual yaitu melalui pendidikan seks di sekolah. Tapi mendengar pendidikan seks dikonotasikan buruk,” ujar Teddy kepada Bandung Ekspres, kemarin (29/3).

Teddy berpendatan, pendidikan seks yang diberikan harus sesuai prosinya. Misalnya, pendidikan seks untuk anak SD, SMP dan SMA harus dibedakan. Begitu juga pendidikan seks saat akan menikah.

Tujuannya, menurut Teedy agar masyarakat bisa saling menghormati. Terlebih kaum laki-laki bisa lebih menghargai perempuan. ”Anak pun, bisa menjaga dirinya,” tegas dia.

Dia menambahkan, terkait adanya tragedy bunuh diri anak remaja, dia menilai keluarga harus berperan aktif. Di sekolah pun, guru sebagai orang tua siswa harus memberikan pendampingan lebih terhadap korban.

Sementara itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Seto Mulyadi sangat prihatin dengan maraknya kasus pedofil di Tanah Air. Menurut dia, perilaku pedofil harus diberantas sampai ke akarnya.

”Sturuktur RT (Rukun Tetangga) harus dilengkapi dengan bagian perlindungan anak, sehingga keamanan anak menjadi perhatian utama,” ujar pria yang akrab disapa Kak Seto belum lama ini.

Usaha ini adalah solusi agar masyarakat tidak terbiasa menjadi ’pemadam kebakaran’, yang hanya bergerak saat kejadian sudah terjadi, bahkan korban sudah berjatuhan. Orang tua diharapkan dapat menggerakkan potensi anak. Di samping itu, tetangga dan masyarakat sekitar juga harus berperan aktif dalam menjaga keselamatan dan keamanan anak dari pedofilia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan