Penderita TBC Meningkat

jabarekspres.com, CIMAHI– Pengidap penyakit Tubercolosis (TBC) disinyalir masih banyak yang enggan untuk memeriksakan dirinya ke rumah sakit atau Puskesmas, karena malu.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Agustiningsih mengungkapkan selama tiga bulan terakhir atau Januari hingga Maret 2017 saja, pihaknya mencatat ada sekitar 101 orang penderita TB positif. “Jumlah tersebut kami dapat dari hasil kegiatan ketuk pintu, sesuai intruksi dari Kementrian Kesehatan,” ujarnya, kemarin.

Menurutnya, jumlah penderita Tuberkulosis dari tahun ke tahun belum pernah mengalami penurunan bahkan cenderung naik. Itu karena masyarakat malu memeriksakan dirinya karena stigma terhadap penderita Tuberkulosis. “Makanya kemarin itu kader melakukan aksi ketuk pintu itu untuk menemukan penderita Tuberkulosis yang malu memeriksakan atau pernah punya riwayat,” katanya.

Agustiningsih menjelaskan, untuk satu penderita positif Tuberkulosis berpotensi menularkan kepada sepuluh sampai lima belas orang. Sehingga pihaknya akan melakukan upaya-upaya untuk penanganan pencegahan penyakit ini. Jika tidak segera mendapatkan penanganan lanjutnya, hingga akhir tahun 2017, diperkirakan jumlah penderita Tuberkulosis akan terus meningkat.

“Untuk Cimahi, penderita TB paling banyak ada di wilayah selatan, Kelurahan Utama,  bisa jadi karena pengaruh tempat tinggal yang padat dan berada di lingkungan industri,” jelasnya.

Di tempat sama, salah seorang staf Rumah Sakit Hasan Sadikin,  dr. Hendarsyah Suryadinata menambahkan, Tuberkulosis merupakan penyakit yang menginfeksi seluruh organ dalam tubuh, kecuali kuku, rambut, dan gigi. Dengan sistem penyebarannya melalui tiga cara, yaitu melalui udara (inhalasi), darah (hematogen), dan lewat saluran limfa. dan bisa juga bakteri ini menyebar secara langsung. Sedangkan untuk di Jawa Barat yang paling banyak penyebarannya melalui udara atau inhalasi.

“Jadi awalnya kuman yang dibatukkan dari orang yang menderita TB masuk ke dalam paru-paru orang yang di sekitarnya. Akan semakin parah kalau misalnya sistem imun orang itu lemah, maka penyebarannya akan semakin cepat,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, bagi penderita TB angka kesembuhannya berada di atas 80 persen setelah mendapatkan terapi dan pengobatan, dengan catatan pasien tersebut harus melakukan pengobatan secara teratur ditambah dengan konsumsi obat sehari sekali selama enam bulan. Sedangkan untuk penderita yang tidak sembuh persentasenya cukup kecil, hanya sekitar 4-5 persen,  itu karena penyakitnya TBC yang diidapnya sudah kebal obat. Sisanya itu, karena lost to follow up atau berhenti pengobatannya lantaran penderita merasa sudah baikan setelah beberapa kali terapi dan pengobatan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan