Pemkab dan Perhutani Jalin Sinergitas

jabarekspres.com, SOREANG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung bersama Perhutani Jabar Banten menandatangani Memorandum of Understanding (MoU), terkait kerjasama sinergitas pengelolaan hutan di Rumah Jabatan Bupati di Soreang, Rabu (16/8).

Bupati Bandung H.Dadang M.Naser mengungkapkan, ada 3 point penting dalam nota kesepakatan tersebut. Yakni, soal peningkatan potensi Sumber Daya Alam (SDA), penggalian potensi wisata (ecotourism) serta upaya sinergitas untuk keberlanjutan program tematik Kabupaten Bandung.

“Kita tekankan 3 point dalam nota kesepahaman ini, salah satunya mengenai peningkatan SDA hutan, untuk manfaat ekologi, sosial dan ekonomi yang akan menguntungkan kedua belah pihak,” Jelas Dadang kemarin (17/8)

Dadang menjelaskan, hutan berkontribusi besar bagi eco tourism Kabupaten Bandung.Sehingga, hutan bisa dimanfaatkan untuk Pariwisata.Namun, untuk mewujudkan itu dukungan infrastruktur harus diwujudkan dengan kondisi yang baik.Sebab, kalau tidak akan mempengaruhi investasi.

Drinya menjelaskan, melalui pengelolaan hutan, bisa dikembangkan kedalam usaha wisata alam dengan pengelolaan hutan modern dan alih komoditi.

Menurutnya, kerjasama dijabarkan melalui pendekatan tematik program Sabilulungan Tanam pohon Kesayangan (Satapok) yang akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk daerah aliran sungai di hulu.

Selain itu, keterlibatan masyarakat, akademisi dari unpad, Organisasi Kemasyarakatan juga PDAM sebagai wujud pengelolaan bersama. Terlebih, cakupan luasan dalam pengelolaan hutan tidak hanya memanfaatkan tapi harus dilestarikan dan dijaga.

Sementara itu, Kepala Divisi Regional Perhutani Jabar dan Banten Andy Purwadi mengatakan, point utama dari nota kesepahaman mencangkup sinergitas semua pihak dalam pengelolaan dan pemanfaatan hutan.

Menurutnya, harus difikirkan juga monitoring dan evaluasi di lapangan.Sebab, berdasarkan data hutan di Jawa Barat 95% adalah hutan lindung dan sisanya hutan produksi. Bahkan, Tercatat 20 ribu Hektar sudah alih fungsi.

“Kerjasama ini bisa sinergis dan mampu mewujudkan hutan tetap pada fungsi yang seharusnya, terjaga dan lestari,”kata Andi.

Andi menekankan, pada pola penanaman pertanian modern, harus memanfaatkan hutan tanpa merusaknya.Sehingga, pola pertanian konvensional hanya mengakibatkan kerusakan dan alih fungsi lahan.

“Jadi Intinya kerjasama ini harus menghasilkan pengelolaan hutan berbasis konservasi untuk masa depan,” tandasnya. (rus/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan