jabarekspres.com, CIANJUR – Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman menyangkal jika ada lebih dari satu juta penduduk Cianjur yang miskin. Menurutnya, data penerima KIS tidak seluruhnya dalam katagori miskin.
Menurutnya, jumlah satu juta penduduk penerima KIS itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan ditentukan jumlahnya oleh pemerintah pusat, sementara Pemkab Cianjur hanya menerima meskipun data di lapangan dinilai tidak sama.
“Itu data kebijakan pusat, bukan berarti penerima itu orang miskin. Kan salah satu kriterianya lantai masih tanah, sementara di Cianjur sudah tidak ada. Kalaupun ada, jumlahnya sedikit,” kata dia kepada Jabar Ekspres di Masjid Agung Cianjur, kemarin (25/7).
Menurutnya, secara filosofi, penerima KIS ialah warga tidak mampu atau miskin, namun di lapangan tidak demikian. “Itu terbukti dengan pertumbuhan ekonomi di Cianjur yang meningkat. Jadi tidak bisa diartikan juga data satu juta penerima KIS sebagai warga miskin di Cianjur,” katanya.
Dia mengaku data riil warga miskin di Cianjur sulit untuk dihitung sebab datanya terus berubah. Meskipun sudah dihitung, kembali divalidasi oleh BPS sehingga tetap tinggi.
“Perhitungannya kan masih berbeda. Tapi rencananya Pemprov Jabar ada verifikasi warga miskin. Kalau itu sudah dilakukan, kemungkinan ada keselarasan data warga tidak mampu,” ujar Herman.
Herman menambahkan, Pemkab juga mengupayakan validasi data untuk segala hal yang nantinya akan diakomodir oleh Diskominfosantik. “Butuh proses untuk Cianjur satu data ini, kan datanya masih terpecah di masing-masing OPD. Tpai untuk warga miskin, pastinya tidak sebanyak itu,” pungkasnya.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistika, Suprayogi membantah setengah warga Cianjur masuk katagori miskin. Menurutnya hal itu tidak benar dan ada kesalahan dalam penggunaan data.
“Dapat dilihat secara kasat mata, dan kalau bisa dikatakan 90 persen warga Cianjur itu sejahtera,” katanya kepada Jabar Ekapres saat ditemui di kantornya, kemarin (25/7).
Dia menyebutkan, data yang muncul pada pemberitaan yang ramai saat ini mengacu pada data Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dikeluarkan Pemerintah Pusat, yaitu sebanyak 1,2 juta kuota yang diperuntukan bagi warga miskin di Kabupaten Cianjur. Dia membenarkan jumlah kuota KIS tersebut, dan saat ini telah tersalurkan sebanyak 1.109.109 kartu.