Pemerintah Berharap Suara Golkar Solid

jabarekspres.com, JAKARTA – Penetapan status tersangka terhadap Ketua Umum Partai Golkar yang juga Ketua DPR Setya Novanto membuat pemerintah sedikit mengerutkan dahi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berharap komitmen politik dan soliditas partai berlambang beringin tetap terjaga. Tak terkecuali menyangkut sikap partai dalam pembahasan RUU Pemilu.

”Mudah-mudahan tidak mengganggu partai yang beliau pimpin. Pemerintah menginginkan semua partai politik itu solid,” ujarnya di Kantor BPKP, Jakarta, kemarin.

Seperti diketahui, posisi Golkar dalam koalisi yang digalang pemerintah di RUU Pemilu cukup krusial. Ada 91 kursi milik Fraksi Golkar yang sangat menentukan jika dilakukan voting hari ini (20/7). Apalagi, peta politik dua kubu yang ada di DPR tidak terlampau jauh.

Politikus senior PDIP itu tetap meyakini, gejolak yang terjadi di partai penguasa Orde Baru tersebut tidak berdampak terhadap teknis pembahasan RUU Pemilu. ”Tidak ada hubungannya. DPR itu kolektif pimpinannya. Ada wakil ketua juga, gak akan terganggu,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Perludem Titi Anggraini mengatakan, potensi terjadinya penyempalan di internal Golkar pasca penetapan Setnov sebagai tersangka tetap terbuka. Apalagi jika voting dilakukan dengan basis satu anggota. ”Reaksi kader Golkar dalam menyikapi penetapan tersangka sendiri berbeda-beda,” ujarnya dalam diskusi di Universitas Indonesia, kemarin.

Terlepas dari polemik tersebut, Titi berharap landasan setiap anggota DPR dalam menentukan opsi di isu-isu krusial RUU Pemilu tidak didasarkan pada kepentingan politik jangka pendek. Sebab, jika itu terjadi, kualitas demokrasi menjadi taruhannya.

”Kita akan mempermalukan citra politik Indonesia jika posisi tersangka Setnov ikut memengaruhi penyelesaian RUU Pemilu,” imbuhnya.

Selain itu, lanjut Titi, desain regulasi yang mengedepankan kepentingan kelompok maupun jangka pendek dipastikan tidak akan berlaku lama. Itu artinya, dalam pelaksanaan pemilu selanjutnya, revisi kembali dilakukan. Bukan untuk memperbaiki kualitas, tapi mengakomodasi kepentingan lainnya. (far/c7/fat/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan