Pedagang PAB Minta Bersabar

jabarekspres.com, CIMAHI – Rencana penataan pedagang yang akan kembali direlokasi di tempat Pasar Atas Barokah (PAB) protes dari sejumlah pedagang. Sebab, dalam kegiatan Sosialisasi rencana revitalisasi meminta agar mereka ditempatkan secara bersama.

Hal ini, untuk mencegah terjadinya saling iri antar para pedagang yang berjualan disetiap lantainya. Bahkan, akan menimbulkan persaingan tidak sehat.

Ajun, 54, seorang pedagang sayuran mengaku, penghasilannya berdagang selama ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan pedagang yang sama tapi menempati lantai dasar.

“Kami menginginkan keadilan mengenai penempatan zona jualan,”jelas Azun ketika ditemui kemarin (21/yan)

Selain itu, mereka menuntut semua lahan yang ada di kawasan PAB, seperti lahan yang rencananya akan digunakan sebagai terminal dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) bisa juga dipergunakan berjualan.

“Saya berjualan disini sejak tahun 1991, dan sejak itu tidak ada masalah ketika semua lahan disini fungsinya hanya satu, yakni untuk berjualan,”kata dia.

Anggaran pembangunan yang dialokasikan sebesar Rp 57 miliar ini, harus segera direalisasikan. Sebab, selama ini pedagang

telah menunggu selama 3 tahun untuk melihat PAB selesai dibangun.

“Sekarang kita berharap pada Wali Kota Cimahi dan Wakil Wali Kota yang baru untuk bisa merealisasikan janjinya,” paparnya

Menanggapi berbagai keluhan dan tuntutan dari para pedagang PAB, Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan Koperasi dan Perindustrian (Disdagkoperin), Muhamad Sutarno, berjanji akan mengakomodir keinginan para pedagang.

“Untuk keinginan pedagang yang meminta ditempatkan pada satu hamparan, akan kami perjuangkan,”kata dia.

Dirinya meminta, untuk pentaan pedagang saat ini sedang diproses. Namun, untuk pembangunan akan segera dilaksanakan setelah anggaran disetujui Dewan.

“Jadi intinya yang penting di bangun dulu, jangan banyak permasalahan nanti pembangunannya bisa mundur lagi,”cetus Sutarno.

Terkait pembangunan terminal dan RTH di kawasan PAB, Sutarno menjelaskan hal tersebut sudah masuk dalam rencana pembangunan sehingga tidak bisa diubah seenaknya.

“Kita harus memikirkan kebutuhan lain, karena terminal dan RTH itu penting juga. Jangan sampai masyarakat mengeluh macet di sekitar PAB karena angkot dan parkir kendaraannya tidak tertib. Nanti berdampak juga pada pedagang kan,” tegasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan