PB PON Tak Ubah Klasemen Akhir PON XIX/2016

bandungekspres.co.id, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi diproyeksikan segera merampungkan SK Dewan Disiplin untuk menangani kasus doping 14 atlet di PON XIX dan Peparnas 2016. Rencananya, akhir pekan ini SK tersebut akan disampaikan pihak Kemenpora.

Gatot S. Dewa Broto, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora menjelaskan kalau draft SK tersebut sudah ada di mejanya. Hanya, dia belum bisa memastikan siapa saja nama tim panel yang masuk di Dewan Disiplin. ”Selanjutnya mala mini kami ajukan ke Pak Menteri, paling lambat Jumat sudah bisa diumumkan,” terangnya kemarin (10/1).

Dalam hal ini, Menpora berhak untuk mencoret dan menambah siapa saja sosok yang akan masuk di SK Dewan Disiplin tersebut. Nama-nama yang diusulkan merupakan hasil rapat bersama antara Kemenpora, LADI, BOPI dan BSANK Senin lalu (9/1). Berikutnya, pekan depan semua tim panel dewan disiplin akan dipanggil untuk pertemuan pertama dan menindaklanjuti panggilan terhadap atlet yang tersangkut kasus doping.

Komposisi tim panel tersebut sepertinya tidak akan berubah banyak. Yakni berasal dari praktisi hukum, praktisi olahraga dan ahli medis. Tugas mereka yakni untuk menggelar hearing dengan para atlet yang bersangkutan. Selain itu, masalah konsekuensi atlet dan konntingen yang menggunakan doping juga akan menjadi bahasan dewan hakim.

Sementara itu, Ahmad Hadadi selaku Sekretaris PB PON menegaskan bahwa pihaknya tidak akan merubahan klasemen medali akhir pada PON 2016 lalu. ”Jadi kami cabut saja hak-haknya, tanpa merubah klasemen akhir,” terangnya saat dikonfirmasi kemarin (10/1). Sebagaimana diketahui, Jatim dan Jakarta mendulang jumlah medali emas yang sama, yakni, 132 medali pada PON XIX tersebut.

Berdasar temuan hasil analisa hasil analisa The National Dope Testing Laboratory (NDTL) di New Delhi, India, Roni Omero (Jabar) yang mendulang emas di kelas 55 kg diketahui menggunakan doping dengan zat furosemide dan diuretic. Untuk itu, seharusnya medali emas Jakarta bisa bertambah setelah Slamet Junaidi, binaragawan Jakarta berada di peringkat kedua kelas 55 kg.

Dengan demikian, Jakarta kemungkinan besar bisa menggeser Jatim di peringkat kedua dengan selisih satu medali, dengan 133  medali emas. Tetapi dengan pernyataan PB PON yang memastikan tidak akan merubah perolehan medali akhir juga membuat KONI Jakarta menyesalkan kebijakn tersebut.

Tinggalkan Balasan